Jumat, 22 November, 2024

Herman Khaeron Minta PTPN Lakukan Inovasi Produk untuk Hindari Tren Penurunan Laba

TajukNasional-Komisi VI DPR RI mengadakan rapat dengar pendapat (RDP) dengan BUMN Industri Perkebunan dan Kehutanan, PTPN III, dan Perum Perhutani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Selasa (25/6).

Agenda RDP tersebut adalah untuk mengevaluasi kinerja korporasi tahun 2023 dan membahas berbagai isu lainnya.

Anggota Komisi VI DPR RI, Herman Khaeron, mengingatkan PTPN untuk mewaspadai tren penurunan penghasilan EBITDA maupun net income. “Satu hal yang harus diwaspadai ini bahwa kalau melihat dari penghasilan EBITDA maupun net income, kita akan melihat bahwa ada tren penurunan di 2023,” katanya di ruang rapat Komisi VI.

Menurut Herman, tren penurunan ini berasal dari harga komoditas internasional yang tidak bisa dicegah begitu saja. “Sehingga bisnis di sektor perkebunan dan kehutanan ini sangat tergantung terhadap harga komoditas internasional. Khawatirnya bahwa ke depan harga semakin turun, semakin kompetitif,” ucapnya.

Herman menekankan bahwa untuk mengatasi masalah ini, PTPN harus melakukan inovasi produk guna menjaga dari tren penurunan tersebut. “Kalau ini terjadi maka laporan keuangan tahun 2024 nanti itu akan trennya menurun, oleh karena itu memang harus dilakukan inovasi,” ujarnya.

Lebih lanjut, Herman menjelaskan bahwa inovasi produk adalah kunci untuk meningkatkan daya saing dan mempertahankan pendapatan di tengah fluktuasi harga komoditas internasional. Inovasi ini dapat mencakup diversifikasi produk, peningkatan kualitas, serta pengembangan produk-produk baru yang memiliki nilai tambah tinggi.

Dalam rapat tersebut, berbagai isu lain juga dibahas, termasuk tantangan yang dihadapi PTPN dalam menjaga keberlanjutan operasi dan kontribusinya terhadap perekonomian nasional. Rapat ini menjadi forum penting bagi anggota Komisi VI DPR RI untuk memberikan masukan dan rekomendasi kepada PTPN agar dapat terus berkembang dan beradaptasi dengan perubahan kondisi pasar global.

Selain itu, Herman juga menyoroti pentingnya manajemen risiko yang efektif untuk menghadapi ketidakpastian harga komoditas. “Manajemen risiko yang baik akan membantu perusahaan untuk mengantisipasi dan mengelola dampak negatif dari fluktuasi harga komoditas internasional,” tambahnya.

Dengan demikian, PTPN diharapkan dapat mengambil langkah-langkah strategis untuk memastikan keberlanjutan pertumbuhan dan stabilitas keuangan di masa depan. Inovasi produk dan manajemen risiko yang efektif adalah dua elemen penting yang harus diperhatikan untuk menghadapi tantangan yang ada dan menjaga kinerja perusahaan tetap positif.

Dalam penutupannya, Herman menegaskan kembali pentingnya sinergi antara pemerintah dan BUMN dalam mengembangkan sektor perkebunan dan kehutanan yang berkelanjutan. “Kerjasama yang erat antara pemerintah dan BUMN akan memastikan bahwa kita dapat mencapai tujuan pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” tutupnya.

- Advertisement -spot_imgspot_img
Berita Terbaru
- Advertisement -spot_img
Berita Lainnya
Rekomendasi Untuk Anda
- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini