Tajukpolitik – Partai Golkar dan Nasdem meminta agar PDIP tidak terlalu memaksakan sistem proporsional tertutup atau mencoblos partai politik dalam Pemilu 2024.
Seperti yang disampaikan oleh Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Nurul Arifin. Ia mengatakan sistem proporsional terbuka saat ini memberi pendidikan politik kepada rakyat. Rakyat bisa memilih calon anggota legislatif yang mereka kehendaki.
Apalagi, tambah Nurul, saat ini di DPR sebanyak delapan fraksi setuju tetap mempertahankan sistem proporsional terbuka.
“Masak kita delapan fraksi kalah dengan satu fraksi? Ayo, Pak Hasto (Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto), jangan terlalu keras. Kita harus mengutamakan mengusung suara rakyat lah,” kata Nurul dalam diskusi daring, Rabu (4/1).
Ia memahami alasan PDIP bersikukuh memperjuangkan sistem proporsional tertutup. Dia menyebut PDIP punya identitas politik yang kuat tanpa harus mengandalkan nama caleg.
Meski demikian, Nurul merasa sistem proporsional terbuka masih menjadi opsi terbaik bagi Indonesia. Dia menyebut anggapan soal sistem proporsional tertutup akan menghapus korupsi dan oligarki tak tepat.
“Kami tidak percaya di situ tidak ada oligarki, itu nonsense. Kami tidak percaya itu mengurangi korupsi, kami tidak percaya dengan sistem tertutup kemudian semuanya akan lebih baik,” jelasnya.
Pada diskusi yang sama, Sekretaris Jenderal Partai Nasdem, Johnny G. Plate, mengatakan perdebatan sistem Pileg merupakan bahasan lama. Dia berkata perdebatan serupa terjadi saat dirinya masih di DPR.
Johnny mengatakan argumen pihak pro sistem proporsional tertutup sudah usang. Dia mengajak semua pihak untuk mempertahankan sistem yang ada.
“Hak kedaulatan yang telah kita berikan secara luas kepada konstituen jangan dirampas kembali,” tegasnya.