Tajukpolitik – Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD DKI Jakarta, Basri Baco, menilai polemik JIS atau Jakarta International Stadium yang telah menjadi komoditas politik memang sengaja digunakan untuk menutupi kasus mega skandal menara Base Transceiver Station (BTS) yang menjerat mantan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Jhony G Plate.
Baco mengatakan dapat memaklumi jika polemik JIS memang sengaja dibesar-besarkan, mengingat sudah mendekati Pemilu dan JIS dibangun semasa Anies Baswedan menjabat Gubernur Jakarta.
“Sepertinya banyakan politisnya dari pada bicara profesionalitasnya. Mungkin juga sengaja diangkat-angkat untuk menutupi kasus mega skandal BTS,” jelas Baco, Senin (10/7).
Menurut Sekretaris DPD Partai Golkar DKI Jakarta itu, memasuki tahun politik semakin banyak isu karbitan yang sengaja diolah pihak tertentu.
“Masyarakat musti pintar-pintar mencerna, jangan terpancing,” tegasnya.
Untuk diketahui, awal mula polemik JIS dikarenakan JIS jadi kandidat venue Piala Dunia U-17 2023. Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Umum PSSI, Erick Thohir. Erick menyatakan JIS menjadi salah satu stadion yang diajukan ke FIFA sebagai lokasi pertandingan Piala Dunia U-17 yang dijadwalkan bergulir pada 10 November hingga 2 Desember mendatang.
Erick pun mengajak Menteri PUPR, Gubernur DKI Jakarta beserta jajaran untuk melakukan inspeksi pada Selasa (4/7).
Wacana penggunaan JIS pun dibarengi dengan polemik. Komentar beragam warganet dan sederet politikus membuat JIS erat dengan bumbu politik.
Bumbu politik tersebut terlihat setelah Erick Thohir bersama dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke JIS.
Inspeksi yang dilakukan oleh Erick beserta tim untuk mengecek rumput stadion yang menurutnya tidak standar FIFA.
Belum lagi soal stadion yang menurut Menteri PUPR Basuki Hadimuljono belum sesuai dengan standar FIFA. Ia menyebut masih ada persoalan stadion perlu diperbaiki untuk menggelar agenda sekaliber dunia.
Rumput jadi salah satu sorotan utama. Metode penanaman rumput dianggap belum sesuai. Solusinya adalah mengambil rumput yang sudah jadi dari lapangan golf kemudian dipasang di JIS. Anggaran untuk rumput mencapai Rp6 miliar yang didanai Kementerian PUPR.