TajukPolitik – Sekretaris DPD Partai Gerindra Aceh, Safaruddin mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Polda Aceh untuk menindak pelaku pemasangan baliho yang dinilai bisa menjegal Prabowo Subianto menang di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Baliho tersebut, kata dia, semakin masif tersebar di hampir seluruh daerah di Aceh. Padahal pihaknya tidak ada menginstruksikan kader terkait pemasangan baliho tersebut.
Berdasarkan pantauan, baliho tersebut terpajang foto Joko Widodo dan Prabowo bersalaman. Kemudian ada kutipan dari Prabowo yang bertuliskan ‘Saya mengakui kepemimpinan kenegaraan Pak Jokowi’.
Safaruddin menilai baliho dan spanduk itu tidak berasal dari skenario atau rencana Gerindra Aceh dalam pemasangan ini.
“Kita enggak tahu ini oknum dari mana sehingga ini membuat keresahan. Kader-kader bertanya ini sumbernya dari mana dan apa agenda dan motifnya,” kata Safaruddin di Mapolda Aceh, Rabu (21/9).
Ia menduga ada aktor intelektual yang mendalangi pemasangan baliho tersebut. Sebab, meskipun baliho itu dicopot, keesokan harinya muncul lagi di sejumlah titik di berbagai daerah di Aceh.
“Kalau kita anggap ada cost politik berarti cost-nya cukup besar berarti ada aktor intelektual yang kita duga sedang menyusup ini,” katanya.
Menurutnya, baliho itu terpasang hanya di beberapa daerah yang jadi basis suara Prabowo saat Pilpres 2019 lalu termasuk di Aceh, kemudian di Sumatera Barat, Madura hingga Jawa Timur.
“Ini kan terkesan ada upaya penjegalan atau upaya untuk mencoba menggiring propaganda terhadap Pemilu yang masih 2024,” ujarnya.
Untuk itu, kader Gerindra Aceh yang merasa resah dengan baliho itu mendatangi Polda Aceh untuk berkoordinasi sebelum membuat laporan.
“Proses pelaporan mungkin akan kami siapkan. Hari ini kita mengimbau bahwa seluruh kader jika menemukan ini untuk ditertibkan,” ujarnya.