TajukNasional Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka akan memasuki 100 hari pertama pada 29 Januari 2025.
Periode ini dianggap penting untuk menilai kinerja pemerintah, termasuk dalam bidang kebijakan luar negeri yang menjadi perhatian utama sejak pelantikan pada 20 Oktober 2024.
Sejumlah gebrakan terlihat pada kebijakan luar negeri Indonesia di bawah Prabowo. Salah satu yang mencuri perhatian adalah keputusan Indonesia untuk bergabung dengan BRICS (Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan) pada 6 Januari 2025. Langkah ini menunjukkan upaya Indonesia untuk memperkuat peranannya di kancah internasional.
Muhammad Habib Abiyan Dzakwan, peneliti Departemen Hubungan Internasional di CSIS, menilai kebijakan ini mencerminkan keinginan pemerintah untuk lebih aktif dalam diplomasi luar negeri.
Habib menjelaskan, perbedaan mencolok terlihat pada pendekatan luar negeri yang diambil oleh pemerintahan Prabowo dibandingkan dengan era Presiden Joko Widodo.
Jika pada pemerintahan sebelumnya Indonesia lebih banyak bertindak sebagai tuan rumah berbagai forum internasional, kini di bawah Prabowo, Indonesia lebih sering melakukan kunjungan ke luar negeri untuk menjalin hubungan bilateral dan menghadiri forum internasional.
Selain itu, dalam 100 hari pertama, Presiden Prabowo juga menghadiri sejumlah forum internasional, seperti G20 di Brasil pada November 2024, serta melakukan kunjungan ke Inggris dan negara-negara di Timur Tengah.
Tak hanya itu, perhatian Prabowo juga tercurah pada forum D8, organisasi kerja sama ekonomi negara berkembang yang sempat terlupakan pada masa sebelumnya.
Habib menilai keputusan untuk bergabung dengan BRICS harus dipertimbangkan dengan matang, mengingat pentingnya mengomunikasikan agenda yang jelas di forum internasional.
Keputusan ini diharapkan dapat memberi dampak positif bagi Indonesia dalam memperkuat posisi ekonomi global.