TajukPolitik – Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi Demokrat Herman Khaeron mempertanyakan mengapa sejumlah fraud di BUMN baru terungkap belakangan ini setelah Erick Thohir menjadi Menteri.
Herman menyebut padahal penjahat di internal BUMN itu berkutat pada orang yang itu-itu saja. Ia mencontohkan kasus PT Asabri hingga PT Asuransi Jiwasraya yang diklaim tersangkanya berada di lingkaran serupa.
“Jiwasraya pelakunya itu, Asabri pelakunya juga tidak jauh-jauh dari itu, kemudian dana pensiun (dapen) menurut saya pemainnya di lingkaran situ juga. Jadi kalau melihat situasi seperti itu, restrukturisasi keuangan BUMN juga tidak terlepas dari para pemain-pemain yang menurut saya tidak terungkap seluruhnya,” ucap Herman.
“Saya yakin Pak Erick menyimpan banyak misteri dalam situasi BUMN yang sampai saat ini tidak terungkap kepada publik. Yang terungkap Jiwasraya, Asabri, sekarang dapen terungkap. Mungkin BUMN-BUMN lain yang hancur pun sebetulnya dalam pikiran saya pasti ada penjahat atau pelaku kriminalitasnya. Oleh karena itu, restrukturisasi terhadap BUMN semestinya juga berbarengan dengan penegakan hukum,” tutupnya.
Terkait penajaman fokus bisnis Herman menginginkan hajat masyarakat mestinya dikelola oleh BUMN. Pangan adalah hajat hidup orang banyak.
“Ironisnya BUMN pangan sampai hari ini saya masih bertanya-tanya. Sebenarnya tidak harus dengan modal besar pak Tiko cukup mendapat legitimati dari pak Erick dan Presiden” ujarnya.
Herman Khaeron menginginkan fokus-fokus bisnis harus menyangkut hajat hidup orang banyak.
“Begitu harga beras naik BUMN turun tangan supaya harga beras stabil. Bukan turun tapi stabil. Minyak pada waktu tidak ada BUMN mengisi seluruhnya kalau bisa produksi 20 persen saja dari seluruh kebutuhan selesai.Tidak akan ada yang bermain-main dengan harga. Tidak akan ada kartel kalau BUMN menguasai paling tidak 20 persen produksi sekarang kan hanya 5 persen,” tukasnya.
Pada kesempatan tersebut Erick menyampaikan kinerja anggaran Kementerian BUMN di tahun 2023. Dari anggaran sebesar Rp241,5 miliar, yang sudah terserap sebesar Rp216,55 miliar atau 89,66 persen.
“Kami janjikan kepada Kemenkeu, pimpinan, anggota Komisi VI yang terhormat, kita akan jaga performa nya di 98-99 persen sampai di akhir tahun nantinya, rencana. Jadi InsyaAllah yang Rp241 miliar ini terserap,” beber Erick.
Menanggapi hal tersebut, Anggota Komisi VI DPR RI, Herman Khaeron dari Partai Demokrat mengatakan, dirinya melihat adanya progres kemajuan di BUMN dalam beberapa tahun terakhir. Dia pun mengapresiasi kinerja Erick.
“Contohnya soal restrukturisasi keuangan, yang memang sebagian besar dihantam sebelum pandemik, lalu masuk pandemik. Ini tidak mudah, mestinya restrukturisasi ini juga bagian dari tanggung jawab pemerintah,” kata Herman.