TajukNasional Presiden Prabowo Subianto merencanakan pembangunan tanggul laut raksasa sepanjang 700 kilometer di pesisir utara Pulau Jawa (Pantura), mulai dari Banten hingga Jawa Timur.
Proyek ini disebut sebagai upaya strategis jangka panjang untuk mengatasi kenaikan muka air laut dan memerlukan waktu puluhan tahun untuk direalisasikan.
Menanggapi rencana tersebut, Anggota Komisi IV DPR RI Johan Rosihan menyatakan dukungannya terhadap pembangunan Giant Sea Wall (GSW) yang digagas Presiden Prabowo. Menurutnya, proyek ini bisa menjadi solusi efektif untuk mengurangi ancaman abrasi dan banjir rob di kawasan Pantura.
“Ini langkah strategis pemerintah dalam mengatasi ancaman kenaikan muka air laut. Namun, pembangunan GSW harus diimbangi dengan kajian mendalam terkait efektivitas, dampak lingkungan, dan keberlanjutan sosial-ekonomi,” ujar Johan, Kamis (6/3/2025).
Johan menegaskan pentingnya menjaga ekosistem pesisir selama proyek berlangsung. Ia mengingatkan agar pembangunan GSW tidak merusak habitat mangrove, terumbu karang, atau mengganggu mata pencaharian nelayan.
“Selain membangun infrastruktur besar, pendekatan berbasis alam seperti rehabilitasi mangrove dan pemulihan ekosistem pesisir juga harus menjadi prioritas. Kita harus belajar dari proyek serupa di negara lain yang menghadapi kendala teknis dan pembengkakan biaya,” tambah politisi Fraksi PKS itu.
Dukungan juga disampaikan Anggota Komisi IV DPR RI Firman Soebagyo. Ia menilai proyek GSW sangat penting untuk melindungi masyarakat pesisir dari banjir rob dan abrasi yang semakin parah.
“Giant Sea Wall ini merupakan kebutuhan mendesak. Infrastruktur ini akan sangat efektif dalam mengatasi masalah abrasi di wilayah Pantura,” ujar Firman.
Meski mendukung, Firman menyoroti besarnya anggaran yang dibutuhkan. Ia mendorong pemerintah menyiapkan strategi pembiayaan yang matang agar proyek ini bisa berjalan tanpa membebani anggaran negara.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengonfirmasi bahwa pembangunan tanggul laut raksasa ini telah masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) 2025.
Airlangga menjelaskan bahwa tanggul ini akan terhubung dengan infrastruktur pengendali banjir dan rob yang sudah dibangun sebelumnya di Tambaklorok, Semarang. Untuk merealisasikan proyek ini, pemerintah juga menyiapkan skema pembiayaan melalui Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
Dengan sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan pihak swasta, proyek Giant Sea Wall diharapkan menjadi solusi jangka panjang yang tidak hanya melindungi kawasan pesisir tetapi juga mendukung pembangunan berkelanjutan di wilayah Pantura.