TajukPolitik – Pengamat Kebijakan Publik Gigin Praginanto menyesalkan tindakan Pj. Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono yang mencopot Sekretaris Daerah (Setda) DKI, Marullah Matali, yang telah menjabat sejak 18 Januari 2021.
Menurut Gigin, langkah perombakan yang dilakukan oleh Heru termasuk tindakan otoriter.
“Gak cuma otoriter, dia juga memakai seragam gubernur pilihan rakyat,” ucap Gigin dalam unggahannya, Senin, (5/12).
Kini, Marullah usai dicopot sebagai Setda DKI menjabat sebagai Deputi Gubernur DKI Bidang Kebudayaan dan Pariwisata Jakarta.
Sebelumnya, Heru berharap agar perombakan yang dilakukan tidak disalahpahami. Pasalnya, kata dia, dengan jabatan Marullah saat ini jauh bisa membantunya lebih luas.
“Deputi itu kan sekali lagi bisa lebih luas, dan tentunya tugas-tugas nanti dari kami lebih banyak lagi bisa komunikasi kepada pemerintah pusat dan bisa mewakili saya dalam tugas-tugas di luar,” ungkap Kepala Sekretariat Kepresidenan ini.
Belum genap dua bulan menjabat Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta menggantikan Anies , Heru Budi Hartono telah melakukan rotasi jabatan besar-besaran di beberapa BUMD hingga pejabat lingkungan Pemprov DKI Jakarta.
Diketahui, Heru Budi Hartono yang merupakan seorang birokrat bukan orang baru di lingkungan Pemprov DKI Jakarta.
Ia dikenal sebagai “orang dekat” Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sewaktu menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Saat Jokowi menjadi orang nomor satu DKI Jakarta, Heru Budi ditunjuk sebagai Kepala Biro KDH dan KLN DKI Jakarta (2013) dan Wali Kota Jakarta Utara (2014).
Setelah Jokowi terpilih sebagai Presiden RI, karier Heru Budi Hartono tak redup. Heru masih membantu Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok setelah Jokowi menjadi presiden. Ia pun sempat ditunjuk Ahok sebagai calon wakil gubernur.
Tak hanya itu, meski gagal jadi Wagub DKI Jakarta, Presiden Jokowi menarik Heru Budi Hartono ke Istana. Heru Budi diangkat sebagai Kepala Sekretariat Presiden menggantikan Djaharmansjah Djumala.