TajukNasional Center of Economic and Law Studies (Celios) memberikan evaluasi negatif terhadap kinerja sejumlah menteri di kabinet Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dalam 100 hari pertama pemerintahan.
Dalam studi berjudul “Rapor 100 Hari Prabowo-Gibran”, Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai mendapat skor terburuk dengan nilai minus 113 poin.
Pigai juga masuk dalam lima besar kategori “Menteri yang perlu di-reshuffle” dan “Menteri/Kepala Lembaga yang tak terlihat bekerja”.
Celios menilai, kinerja Pigai terbilang buruk, karena dianggap kurang terobosan dan penuh kontroversi, terutama di sektor HAM.
Selain Pigai, Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi menempati posisi kedua terburuk, diikuti Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia di posisi ketiga, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni di posisi keempat, dan Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Yandri Susanto di posisi kelima.
Di sisi lain, Menteri Agama Nasaruddin Umar meraih skor tertinggi, hampir mencapai nilai 100, yang mencerminkan keberhasilan kebijakan di sektor agama.
Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid menempati posisi kedua terbaik, sementara Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga mendapat penilaian positif.
Secara keseluruhan, Celios memberi skor rata-rata 5 dari 10 untuk kinerja Presiden Prabowo dan skor 3 dari 10 untuk Wakil Presiden Gibran.
Dalam survei, 7 persen responden menganggap kinerja mereka sangat buruk, sementara 42 persen menganggap buruk. Hanya 42 persen yang merasa cukup puas, dan 8 persen merasa puas.
Studi ini menggunakan survei berbasis penilaian ahli, yang melibatkan 95 jurnalis dari berbagai media di Indonesia. Sementara itu, survei Litbang Kompas mencatatkan hasil yang lebih positif, dengan 80,9 persen responden puas dengan kinerja pemerintah.