TajukPolitik – Ribuan buruh berunjuk rasa menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di depan gerbang utama Kompleks Parlemen atau Gedung DPR RI Jakarta pada Selasa (6/9/2022).
Dalam orasinya, seorang orator menyebut nama Ketua DPR RI Puan Maharani.
Di atas mobil komando, sang orator menyatakan bahwa dalam unjuk rasa hari ini mereka mencari Puan Maharani.
“Hari ini kita nyari Puan Maharani yang dulu nangis-nangis ketika (harga) BBM dinaikkan,” kata orator tersebut.
“Sekarang apa yang dilakukan? Bermanis-manis dengan pemerintah, bersekongkol untuk menyengsarakan rakyat Indonesia,” sambung dia.
Dalam orasinya, ia juga menyinggung dampak dari kenaikan harga BBM yang turut menaikkan harga bahan pokok.
Menurut dia, dampak kenaikan harga BBM dan kenaikan harga bahan pokok tersebut mencekik kalangan buruh yang upahnya tidak turut dinaikkan.
Selain itu, kata orator, unjuk rasa tersebut untuk menyuarakan keberpihakan buruh kepada masyarakat Indonesia yang menolak kenaikan harga BBM.
Sebelumnya, massa tampak membawa sebuah poster foto Ketua DPR RI Puan Maharani bertuliskan ‘Tolak Kenaikan BBM’.
Dalam foto itu, Puan tampak sedang menangis ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menaikkan Harga BBM pada tahun 2008 silam.
Saat itu Puan masih menjabat sebagai Anggota DPR RI Fraksi PDIP dan belum menjabat Ketua DPR di era pemerintahan SBY.
Massa buruh yang tergabung dari berbagai elemen menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di depan gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa, 6 September 2022.
Pada kesempatan itu, Presiden Partai Buruh sekaligus ketua Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mendesak agar DPR segera membentuk panitia khusus (pansus) BBM.
“Kami minta dengan hormat DPR membentuk Panja atau Pansus tentang BBM,” kata Said Iqbal di lokasi.
Said Iqbal pun menyoroti kenaikan harga BBM di Indonesia yang lebih tinggi dari negara tetangga, Malaysia.
“Harga BBM dunia sudah turun, di Malaysia RON 92 harga Rp 7.000 per liter. Ada apa dengan menteri dan Pertamina, dengan mafia minyak bumi yang masih berkeliaran,” ucapnya.
Lebih lanjut, Said Iqbal menegaskan tidak akan menerobos gedung DPR. Namun, ia meminta dan menunggu perwakilan dari DPR untuk menemui para buruh untuk menyatakan sikap atas kenaikan harga BBM tersebut.
Menurutnya, kebijakan Presiden Jokowi terkait kenaikan harga BBM ini sangat membuat masyarakat sengsara.
“Kami yakinkan Presiden Jokowi bahwa keputusan beliau tidak tepat dan menyengsarakan rakyatnya,” tambahnya.
Partai Buruh menggelar aksi demo di depan Gedung DPR RI
Selain soal BBM, Said mengatakan, dalam aksi buruh kali ini, ada tuntutan lain yang mereka bawa untuk di dengar oleh pihak DPR. Yaitu Kenaikan UMK dan tolak Omnibus Law UU Cipta Kerja.
“Ada tiga isu yang diangkat,” ujarnya.
Untuk diketahui, pemerintah telah memutuskan kenaikan harga BBM mulai berlaku Sabtu, 3 September 2022, pukul 14.30 WIB.
Penyesuaian harga BBM subsidi, antara lain, Pertalite dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter, kemudian Solar subsidi dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter, Pertamax nonsubsidi dari Rp 12.500 per liter menjadi Rp 14.500 per liter.