TajukPolitik – Partai Demokrat membungkam Ketua DPP PDIP, Said Abdullah, yang menyebutkan Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), ‘halu’ saat mengatakan kehidupan masyarakat lebih baik era SBY dibanding era Jokowi.
“Data Bank Dunia menunjukkan kemampuan daya beli masyarakat ditahun 2004 hingga 2014 meningkat 10,4 persen tiap tahunnya, sedangkan ditahun 2014 hingga 2021, hanya 4,6 persen per tahun,” ujar Kepala Badan Komunikasi Strategis dan Koordinator Juru Bicara DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, Rabu (12/10/2022).
Bicara kemiskinan, tambah Herzaky, data Badan Pusat Statistik (BPS), menyebutkan pemerintahan SBY selama 10 tahun (2004-2014) berhasil membawa 8,42 juta jiwa penduduk miskin lepas dari kemiskinan, atau 842 ribu penduduk miskin tiap tahunnya.
“Jokowi lima tahun pertama sebelum pandemi saja hanya mampu menurunkan 2,93 juta jiwa penduduk miskin, atau rata-rata 586 ribu jiwa per tahunnya. Kelihatan kan mana yang lebih baik?. Belum kalau kita buka data pasca pandemi,” jelasnya.
Bayangkan, lanjut Herzaky, dapat warisan 36,15 juta jiwa penduduk miskin dari era Ibu Mega tahun 2004, dengan keberpihakan Pemerintahan SBY kepada rakyat, jumlah penduduk miskin bisa turun hingga 27,72 juta jiwa pada tahun 2014. Sedangkan Jokowi selama lima tahun sebelum pandemi saja, hanya mampu menurunkan kemiskinan menjadi 24,79 juta jiwa di 2019.
“Belum lagi bicara pengangguran. Bingung kami dengan Pak Said ini. Bangga benar berhasil menurunkan pengangguran sebanyak 140 ribu orang selama lima tahun di era Pak Jokowi, atau rata-rata 28 ribu per tahun,” heran Herzaky.
Ia menambahkan dari 7,24 juta jiwa di tahun 2014 peninggalan Pak SBY, menjadi 7,1 juta jiwa di 2019 era Jokowi.
“Lah, dari data BPS, Pak SBY selama 10 tahun berhasil menurunkan angka pengangguran sebanyak 3,01 juta jiwa, alias 301 ribu per tahunnya. Rata-rata 301 ribu era SBY yang tidak lagi menganggur dibandingkan 28 ribu era Jokowi per tahunnya, itu lebih tinggi mana, ya?,” pungkasnya.