TajukPolitik – Pengamat Politik Hendri Satrio (Hensat) mengatakan, pemecah belah Indonesia bukan Partai Politik tapi Buzzer jahat yang memang ingin Indonesia tercerai berai.
“Loh, partai politik di Indonesia dari dulu sudah ada dan Indonesia tetep Guyub tuh, nah begitu muncul ini buzzer jahat, mulai tercerai berai kita,” kata Hensat dalam unggahannya, Senin, (21/11).
Warganet pun sepakat dengan penyataan Hendri Satrio bahwa buzzer
“Yang piara nyengir2 aja. Makin kesini juga mereka makin lemah, tak lagi seperkasa dulu ketika bohir masih banyak,” ujar warganet.
“Bukti nyata denny siregar, abu janda, ade armando cs bebas dari proses hukum itu ada perlindungan dari kekuasaan, yg bisa jadi libatkan parpol pendukung kekuasaan…. seru netizen lainya
“Bener banget.. Buzer2 lah yg sllu mebuat provokator menjelek2kan org2 yg d luar pemerintahan agar tahta dia tetap aman.. Klau rakyat berbicara d medsos sllu d bilang Kadrun Buzer padahal mereka itu yg sebenarnya buzzer,” netizen lain berkomentar.
fenomena buzzeRp ini juga dibahas oleh Wakil Ketua DPP Demokrat Benny K Harman yang blak-blakan mengungkap senjata yang digunakan Pemerintah untuk mengalihkan perhatian publik dari kegagalannya.
Benny menyorot morat-maritnya ekonomi Indonesia akibat dari resesi dunia. Menurutnya, untuk menutupi hal itu. Pemerintah mengerahkan para buzzernya.
“Senjata pamungkas untuk mengalihkan perhatian publik atas kegagalan pemerintah mengatasi ekonomi rakyat yang morat-marit akibat resesi ekonomi ialah mengerahkan buzzerRp untuk memainkan isu sektarian,” ujar Benny, dikutip dari unggahan twitternya, @BennyHarmanID (21/11/2022).
Benny melihat, para buzzer sengaja dikerahkan untuk menebar teror di media sosial. Tujuannya, untuk menakuti masyarakat.
“Menebar teror di Medsos agar warga ketakutan bersuara,” tandas Benny.
Hal tersebut bukan pertama kalinya Benny mengulik soal buzzer yang dipelihara pemerintah. Sebelumnya, Benny pernah membandingkan antara zaman otoriter dan zaman sekarang.
Menurut Benny, zaman otoriter, stabilitas politik dicapai dengan senjata. Jika ada yang berani melakukan aksi unjuk rasa, massanya ditangkap.
“Di zaman otoritarian, stabilitas politik dicapai dgn bedil atau senjata. Para aktivis ditangkap,” ujar Benny, dikutip dari unggahan twitternya, @BennyHarmanID (16/11/2022).
Sementara zaman sekarang, menurut pengakuan Benny. Cukup dengan mengerahkan buzzeRp. Ini yang menarik di Indonesia. Serangan para buzzeRp sangat kejam kepada siapa saja yang dianggap mengancam pemerintahan.
“Zaman now cukup dgn kerahkan buzzer, pada muncul seperti rayap dari gua hantu, ndak penting logika.Power of reason tergusur sama power of money,” tandasnya.