TajukPolitik – Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Rizal Ramli, menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) selain membangun dinasti politik juga membangun dinasti bisnis.
Sebelumnya Presiden Jokowi kerap dituduh membangun dinasti politik lantaran anak dan menantunya menjadi kepala daerah.
Anak sulung Presiden Jokowi yaitu Gibran Rakabuming Raka menjadi Wali Kota Solo sementara menantunya yaitu Bobby Nasution menjadi Wali Kota Medan.
Menurut Rizal Ramli, tidak hanya membangun dinasti politik, Presiden Jokowi juga membangun dinasti bisnis selama memimpin.
“Jkw bangun dinasti bisnis & politik,” ujar Rizal Ramli, dikutip tajuknasional.com dari akun Twitter pribadi pada Kamis (11/5).
Lebih lanjut, ekonom senior ini membeberkan beberapa langkah yang dilakukan oleh Presiden Jokowi untuk membangun dinasti politik dan bisnis itu.
Adapun caranya dengan menjinakkan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) melalui koopotasi ketua-ketua umum partai politik, mengubah Mahkamah Konstitusi (MK) menjadi ‘Mahkamah Keluarga’, dan menyewa buzzer dan lembaga survei untuk merusak demokrasi.
“Jinakkan DPR (dgn kooptasi Ketum2 Partai) shg fungsi kontrol DPR lumpuh, Ketua MK ipar Jkw berubah jadi “Mahkamah Keluarga” – pelanggaran etika hukum dan conflict-of-interest, buzzeRP & SurveyRP perusak demokrasi. Demokrasi “Sure-Pay”,” jelas Rizal Ramli.
Sementara itu, belakangan Presiden Jokowi juga tengah disorot lantaran dianggap cawe-cawe terhadap urusan pemilihan presiden atau Pilpres 2024 mendatang.
Itu karena, Presiden Jokowi melakukan pertemuan dengan enam ketua partai politik koalisi pemerintahan baru-baru ini. Adapun partai politik yang dimaksud yaitu Partai Gerindra, Partai Golkar, PAN, PKB, PPP, dan PDI Perjuangan (PDIP).
Jokowi mendapat sorotan karena dianggap terlalu ikut campur dalam pembentukan koalisi kendati dirinya bukan ketum partai politik. Bahkan untuk capres dan cawapres pun Jokowi sibuk menjodohkannya. Mungkin karena kekhawatiran dinasti politik dan dinasti bisnisnya akan terganggu.