TajukPolitik – Bank Indonesia mengakui bank sentral dunia saat ini menghadapi tantangan kompleks.
Hal ini disebabkan oleh perang Rusia-Ukraina, gangguan rantai pasok global, hingga gejolak keuangan dunia.
Demikian disampaikan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo Gala Seminar G20 2022, Minggu (17/7/2022).
“Kita menghadapi tantangan yang sangat kompleks bagi bank sentral. dampak perang, rantai gangguan global, serta gejolak keuangan global,” ujarnya.
Dia mengatakan, masalah stabilitas moneter dan keuangan dunia saat ini dipicu oleh peningkatan inflasi. Naiknya tingkat inflasi dunia disebut berasal dari sisi supply.
Perry menyampaikan, inflasi akibat supply ini menimbulkan pertanyaan bagi bank sentral untuk menghadapinya.
“Apakah kita perlu mengatasi semuanya dengan kenaikan suku bunga? Atau mereka juga perlu merespon dari supply,” tuturnya.
Persoalan lain yang menantang bagi bank sentral dunia ialah dampak kenaikan suku bunga The Federal Reserve (The Fed). Langkah tersebut akhirnya diikuti oleh sejumlah bank sentral negara lain guna menjaga stabilitas domestiknya.
Namun kebijakan tersebut justru berimbas pada kondisi ekonomi global yang bersifat terbuka. Perry mengatakan, akibat langkah itu, sejumlah negara berkembang mengalami arus modal keluar (capital outflow) dan mengguncang nilai tukar.
“(Kebijakan) suku bunga tidak cukup untuk mengatasi hanya inflasi, tetapi juga menawarkan spillover arus modal dan aspek lainnya. Dan inilah masalahnya,” terang Perry.
Karena itu, menurutnya penting bagi bank sentral di tiap negara untuk bisa menyeimbangkan kebijakan dan mengembalikan stabilitas harga.
Hal itu ditujukan agar ada perbaikan pada arus modal, menjaga stabilitas nilai tukar, dan mendukung pemulihan ekonomi.
“Ini adalah pekerjaan yang sangat kompleks, episode yang sangat berbeda dari masa lalu yang sebagian besar masalah datang dari permintaan dan semua dari sektor keuangan. Kali ini, Banyak dari mereka datang dari sisi pasokan,” pungkas Perry.