TajukPolitik – Wakil Ketua DPP Partai Demokrat, Benny K Harman, secara blak-blakan BuzzeRp digunakan Pemerintah untuk mengalihkan perhatian publik dari kegagalannya.
Politisi Demokrat ini menyorot morat-maritnya ekonomi Indonesia akibat dari resesi dunia. Menurutnya, untuk menutupi hal itu. Pemerintah mengerahkan para buzzernya.
“Senjata pamungkas untuk mengalihkan perhatian publik atas kegagalan pemerintah mengatasi ekonomi rakyat yang morat-marit akibat resesi ekonomi ialah mengerahkan buzzerRp untuk memainkan isu sektarian,” ujar Benny K Harman, dikutip dari unggahan twitternya, @BennyHarmanID (21/11).
Benny melihat, para buzzer sengaja dikerahkan untuk menebar teror di media sosial. Tujuannya, untuk menakuti masyarakat.
“Menebar teror di Medsos agar warga ketakutan bersuara,” tandas Benny.
Hal tersebut bukan pertama kalinya Benny mengulik soal buzzer yang dipelihara pemerintah. Sebelumnya, Benny pernah membandingkan antara zaman otoriter dan zaman sekarang.
Menurut Benny, zaman otoriter, stabilitas politik dicapai dengan senjata. Jika ada yang berani melakukan aksi unjuk rasa, massanya ditangkap.
“Di zaman otoritarian, stabilitas politik dicapai dgn bedil atau senjata. Para aktivis ditangkap,” ujar Benny, dikutip dari unggahan twitternya @BennyHarmanID, seperti yang dikutip tajuknasional.com.
Sementara zaman sekarang, menurut pengakuan Benny. Cukup dengan mengerahkan buzzeRp. Ini yang menarik di Indonesia. Serangan para buzzeRp sangat kejam kepada siapa saja yang dianggap mengancam pemerintahan.
“Zaman now cukup dgn kerahkan buzzer, pada muncul seperti rayap dari gua hantu, ndak penting logika.Power of reason tergusur sama power of money,” tandasnya.
Hal senada diungkapkan oleh ekonom senior Rizal Ramli yang menjelaskan bahwa pemerintahan Jokowi menggunakan influencer bayaran (InfluenceRp) dan buzzer bayaran (BuzzeRp) menyerang lawan politik. Pasukan ini dikerahkan untuk mendiskreditkan tokoh-tokoh yang kritis pada pemerintah.
“Pura-pura bijak tidak bereaksi, tapi kerahkan InfluenceRp dan BuzzeRp berbayar (pakai anggaran atau bandar) untuk gebukin tokoh-tokoh yang berbeda pendapat. Walaupun signal sempat keceplos ‘tak gebuk, tak gebuk’,” ujarnya, Minggu (20/11).
Sementara soal pernyataan yang dikutip Panda Nababan, Rizal Ramli mengatakan bahwa sifat merawat dendam yang dimiliki pemimpin saat ini terbilang mengerikan. Contoh nyata, katanya, sedang terjadi di DKI Jakarta untuk melampiaskan ketidaksukaan kepada mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
“Dendam Situ now in play: Now DKI Governor Heru, a former trusted aide, set to damage things Baswedan did. Including bycycles lane. (Dendam Situ sekarang sedang dimainkan. Kini Gubernur DKI Heru, mantan ajudan terpercaya, siap merusak apa yang dilakukan Baswedan). Termasuk jalur sepeda. Parah,” tutup pria yang akrab disapa RR itu.