Jumat, 22 November, 2024

Bandingkan Jatah Relawan SBY dan Jokowi Jadi Komisaris, Gus Umar: Zaman Sekarang Komisaris Seperti Obral Baju

TajukPolitik – Tokoh NU yang juga kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhammad Umar Syadat atau yang akrab dipanggil Gus Umar membandingkan jatah relawan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat menjadi presiden.

Menurut Gus Umar, relawan SBY yang menjadi komisaris BUMN dapat dihitung dengan jari berbeda dengan zaman Jokowi yang lebih besar.

Hal itu disampaikan Gus Umar dalam akun Twitter pribadinya,  yang dikutip oleh tajuknasional.com, kamis (01/12).

“Dari dulu saya sudah bilang relawan jokowi bahkan merasa lebih besar dari parpol dan merasa lebih berjasa bantu Jokowi jadi presiden. Masa SBY dulu relawan yang jadi komisaris dalam hitungan jari gak lebih dari 10 orang. Zaman sekarang komisaris seperti obral baju,” ujar Gus Umar.

“Bahkan sampai napi korupsi jadi komisaris,” lanjutnya.

Diketahui sebelumnya, Benny Rhamdani menjadi sorotan usai pernyataanya yang diduga mengajak perang kepada mereka yang mengkritik Presiden Joko Widodo.

Pernyataan itu tersebar melalui video yang beredar di media sosial. Diambil saat pertemuan relawan nasional di Gelora Bung Karno pada Sabtu (26/11).

Video tersebut menampakkan Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI). Ia meminta izin perang kepada pihak yang mengkritik Jokowi.

Dalam video berdurasi 49 detik ini memperlihatkan Benny tengah menyampaikan pendapatnya di hadapan Presiden Jokowi disela acara Nusantara Bersatu di Gelora Bung Karno, Sabtu kemarin (26/11).

“Kita gemas pak ingin melawan mereka. Kalau mau tempur di lapangan kita lebih banyak. Nah kalau bapak tidak mengizinkan kita tempur di lapangan makanya penegakkan hukum yang harus (dipakai),” kata Benny dalam video itu.

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengecam keras vidio pernyataan Benny Rhamdani yang sempat viral di media sosial.

Video tersebut berisi pernyataan relawan pendukung Jokowi, Benny Rhamdani yang meminta ‘izin tempur’ ke Presiden Jokowi untuk melawan para pihak yang dianggap berseberangan.

Ketua DPP PDIP Said Abdullah mengkritik keras video pernyataan Benny di hadapan Jokowi itu viral di media sosial. Said menilai pernyataan itu justru sedang menjerumuskan Jokowi.

“Tidak bisa relawan meminta bapak presiden atau dia sendiri akan melawan atau meminta presiden bikin undang-undang untuk mengkriminalisasi orang yang berbeda. Maka sebenarnya kalau itu dilakukan akan menjerumuskan bapak presiden kita,” kata Said, Senin (28/11).

Said lantas meminta kepada relawan pendukung Jokowi agar tak menyeret orang nomor satu di Indonesia itu ke tempat yang tak semestinya. Baginya, tugas seorang Presiden adalah merawat NKRI dan menyatukan semua elemen bangsa.

Ia menilai kritik dari pihak yang berseberangan dengan Jokowi harus diterima asalkan proporsional.

“Kalau ada perbedaan, ada yang kemudian mengkritik bapak presiden selagi kritiknya proporsional tidak menghina bapak presiden itu harus diterima,” kata Said.

Said berpandangan bahwa Jokowi merupakan sosok yang sopan dan diklaim tak akan mencampuri urusan hukum. Ia pun berpandangan kritik terhadap presiden merupakan hal biasa terjadi di kesehariannya.

- Advertisement -spot_imgspot_img
Berita Terbaru
- Advertisement -spot_img
Berita Lainnya
Rekomendasi Untuk Anda
- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini