Tajuk Politik – Direktur eksekutif The Yudhoyono Institute, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), tiga ciri yang menandakan demokrasi dan kebebasan sipil kembali ke era otoritarian. Ketiga ciri tersebut adalah kekuasaan tanpa batas, kekuasaan oleh segelintir orang, pembungkaman suara rakyat.
“Kita ingin meyakinkan bahwa demokrasi kita, untuk kita semua. Tidak boleh hanya untuk sebagian kecil golongan, mereka yang punya uang besar, mereka yang punya kuasa politik yang menentukan segala-galanya,” tegas AHY ketika memberikan kuliah umum di Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira), Kupang, Selasa (6/12).
Dalam kuliah umum bertajuk “Mempersiapkan Generasi Unggul Bangsa Menuju Indonesia Emas 2045”, AHY menegaskan kesamaan hak dan kewajiban setiap warga negara tanpa memandang latar belakangnya.
Menurut AHY, tidak boleh ada warga negara yang dihalang-halangi untuk menyampaikan pandangannya, apalagi sampai merasa takut hidup di negerinya sendiri.
“Warga negara, siapapun dia, bukan hanya mereka yang memiliki kekuasaan, tetapi semua warga negara memiliki hak dan kewajiban yang sama. Inilah yang sedang kita perjuangkan jangan sampai ada yang merasa takut hidup di negerinya sendiri. Jangan ada yang merasa takut berbicara di negerinya sendiri,” papar AHY.
AHY kemudian mengajak segenap generasi muda, terutama mahasiswa Unwira Kupang, untuk berpartisipasi aktif dalam membangun demokrasi di Indonesia.
“Ini adalah negeri kita sendiri, bukan milik siapa-siapa, kalau bukan kita yang mengisinya lalu siapa lagi?”