TajukPolitik – Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Pati yang juga Wakil Ketua I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati, Joni Kurnianto geram melihat aksi tawuran pelajar di Kabupaten Pati akhir-akhir ini.
Aksi tawuran kerap kali terjadi saat merayakan kelulusan sekolah atau acara-acara besar, seperti konser atau pertandingan olahraga. Padahal berkelahi bisa dijadikan sebagai hobi apabila diwadahi dengan baik, bukan malah merugikan orang lain.
Joni mengatakan para pelajar yang memiliki hobi tawuran atau berkelahi bisa menyalurkan hobinya tersebut melalui olahraga tinju atau karate.
Perlu diketahui, Politisi Demokrat ini sangagt memperhatikan dunia olahraga di Kabupaten Pati dan siap memfasilitasi karate atau tinju
“Kalau mau berantem ikut karate atau tinju saja,” kata Joni.
Menurutnya, para pelajar akan lebih baik bila bakatnya tersalurkan melalui olahraga, termasuk berkelahi.
Terlebih, para pelajar tersebut dapat mengharumkan nama baik Kabupaten Pati dengan meraih prestasi di bidang tinju atau karate.
“Agar mengharumkan nama Pati,” ucapnya.
Joni juga membentuk kelompok di beberapa cabang olahraga untuk menampung bakat generasi muda di Kabupaten Pati.
Joni Kurnianto juga tercatat sebagai CEO dari klub sepakbola Persipa Pati yang berlaga di Liga 2 Indonesia. Dirinya berharap generasi muda Pati bisa lebih kreatif dengan menyalurkan bakatnya melelui olahraga.
Belum lama ini viral di media sosial (medsos) aksi tawuran yang digencarkan oleh sejumlah lulusan pelajar yang diduga terjadi di depan Pom Gemeces Pati.
Kejadian aksi anarkis itupun dibenarkan oleh Kapolsek Pati Kota, Iptu Heru Purnomo. Berdasarkan informasi pihaknya belum mendapat laporan adanya korban.
Hingga saat ini belum ada aduan ke Polsek Pati. Terkait video tersebut memang kami konfirmasi di lapangan atau sekitar Tempat Kejadian Perkara (TKP) bahwa kejadian tersebut benar terjadi,” kata Iptu Heru saat dikonfirmasi, Rabu (10/5).
“Namun relatif singkat hanya sekitar lima menitan. Kemudian para pelajar kabur,” sambungnya.
Dalam video yang beredar, puluhan remaja dengan mengenakan seragam SMA diduga sedang merayakan kelulusan.
Dengan seragam penuh coretan warna, beberapa dari mereka tampak saling cekcok dan adu hantam.
Warga sekitar, pengguna jalan, dan petugas Pom bensin yang geram lantas membubarkan aksi tawuran yang diduga berawal saling ejek itu.
Diduga para pelajar itu berasal dari SMK Bhina Tunas Bhakti (BTB) Juwana. Akan tetapi dari video yang beredar, salah satu dari mereka berinisial RE (18) mengaku dari SMA lain.
“Sekolahmu mana?” tanya seseorang yang tak ingin disebutkan identitasnya.
“SMANJU, lulusan tahun ini,” jawab RE.
Sementara itu, setelah ditelisik lebih dalam dan ditemukan kartu pelajarnya ternyata RE merupakan lulusan SMK BTB Juwana.
“Ini orangnya dari SMK BTB, tetapi mengaku SMA 1 Juwana. Ini bisa jadi pencemaran nama baik,” ucap seorang dalam sebuah rekaman yang beredar luas di medsos.
Aksi seperti ini sebenarnya bukanlah hal baru yang terjadi. Perayaan kelulusan dari anak-anak SMA memang seringkali diiringi dengan aksi tawuran antar pelajar yang meresahkan masyarakat.