Tajukpolitik – Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI menyarankan agar kegiatan integratif antara TNI-Polri digalakkan di satuan-satuan bawah.
Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemhan, Marsdya (Purn) TNI Donny Ermawan Taufanto, saat sesi tanya jawab pada acara pembekalan para perwira siswa (pasis) di Markas Sesko AL Cipulir, Jakarta Selatan, Rabu (8/5).
Donny mengatakan, kegiatan integratif itu perlu dilakukan untuk menghindari konflik TNI-Polri.
Sebab, menurut dia, konflik TNI-Polri banyak terjadi di satuan-satuan bawah.
“Kalau kita lihat memang selama ini kebanyakan konflik-konflik yang terjadi itu di bawah, di anggota, kira-kira demikian, sehingga menurut saya memang ini perannya para komandan satuan ini, untuk lebih banyak lagi melakukan kegiatan-kegiatan integratif,” ujar Donny.
Donny menyebutkan, jarang terjadi konflik di antara perwira menengah. Terlebih, ia mengatakan, sinergi hanya terlihat di level perwira tinggi.
“Kan jarang saya rasa ada konflik antara mayor dengan mayor, letkol, kolonel dan sebagainya. Tapi rata-rata di prajurit yang bawah,” kata Donny.
“Menurut saya, mari kita laksanakan dari TNI-Polri, sering-seringlah di satuan-satuan bawah di komandan kodim, komandan batalyon, dengan polres, polsek dan sebagainya. Mungkin bisa dilakukan kegiatan integratif, bahkan di dalam penugasan-penugasan sudah sering bersama juga sehingga mengurangi potensi kesalahpahaman,” ucap dia lagi.
Sementara itu, Komandan Sekolah Staf dan Komando (Dansesko) TNI Arif Widianto mengatakan, salah satu output pendidikan sesko dan sespim adalah untuk menguatkan sinergi TNI-Polri.
“Yang disampaikan tadi salah satu sasaran kegiatan ini sinergi TNI-Polri, tidak hanya di level atas. Mereka (pasis) calon-calon kapolres dan dari sesko angkatan jadi komandan batalyon, komandan lanud, mereka tentu di lapangan dan saling berkomunikasi,” kata Arif.