TajukPolitik – Pengamat Politik, Rocky Gerung ikut buka suara soal merespons terkait tragedi kemanusiaan di stadion Kajuruhan Malang.
Sebagai informasi, setidaknya ada ratusan nyawa melayang dalam peristiwa tersebut, dimana dua di antaranya aparat kepolisian.
“Pembantaian massal. Lagi-lagi oleh institusi itu. Bengis dan biadab,” ujar Rocky Gerung dikutip dari unggahan twitternya, @rockygerung_rg (2/10/2022).
Disisi lain, Aktivis Senior, Sudarsono Saidi dan Pegiat Media Sosial, Helmi Felis juga menyoroti tindakan aparat Kepolisian.
Menurut mereka, yang perlu diperbaiki, pendidikan yang dijalani sebelum betul-betul dikukuhkan jadi anggota Polisi.
Kerusuhan terjadi diawali dari ribuan Aremania yang merangsek masuk ke area lapangan usai peluit tanda berakhirnya pertandingan usai.
Mereka tidak terima kekalahan dari tim tamu, Persebaya Surabaya.
Tim tamu Persebaya sendiri harus meninggalkan lapangan menggunakan barracuda, tapi beberapa pemain Arema masih di dalam lapangan yang lantas diserbu oleh suporter.
Kerusakan ini semakin meluas, usai botol-botol dilempar ke dalam lapangan termasuk juga flare dan benda lainnya. Petugas keamanan tidak tinggal diam, polisi dan TNI masuk ke lapangan berusaha menekan serbuan.
Terlihat mobil polisi ikut menjadi sasaran amukan suporter dengan dibakar. Kondisi tersebut membuat polisi menembakkan gas air mata, karena menimbang jumlah personil keamanan yang tak sebanding dengan suporter.
Hal itu makin diperparah dengan bantuan medis yang tak sebanding dengan banyaknya suporter yang membutuhkan bantuan.
Korban meninggal dunia dalam kerusuhan usai laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10).
Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta, merinci sebelumnya ada sekira 127 orang tewas dalam kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang.
Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan atau KontraS menemukan 4 pelanggran aparat saat tragedi Kanjuruhan Malang.
4 pelanggaran aparat di Kanjuruhan itu dilakukan Polisi dan TNI yang mengamankan laga Arema FC vs Persebaya pada Sabtu 1 Oktober 2022 malam.
Pelanggaran pertama, aparat melakukan tendangan dan pemukulan kepada suporter Arema di lapangan.
Itu sebagaimana terlihat jelas dalam sejumlah video yang beredar luas di media sosial.
Tindakan itu makin diperparah dengan tembakan gas air mata dalam stadion Kanjuruhan.
Demikian disampaikan Koordinator KontraS, Fatia Maulidiyanti dalam keterangannya, Minggu 2 Oktober 2022 malam.
“Atas peristiwa tersebut, kami menilai telah terjadi dugaan pelanggaran hukum dan HAM,” ujar Fatia.