TajukPolitik – Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute yang juga Ketum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), berbicara terkait hasil seminar yang diselenggarakannya dengan Universiti Kebangsaan Malaysia.
AHY menyebut rekomendasi yang terbentuk dari seminar ini akan disampaikan ke forum G20 Summit di Bali, Indonesia.
“Iya memang secara formal kita akan susun, yang jelas esensinya adalah kita ingin menjadi bagian, turut ambil peran bahwa urusan hubungan internasional bukan hanya milik antarpemerintah antarnegara, tapi juga civil society semacam TYI dan Universiti Kebangsaan Malaysia,” kata AHY saat konferensi pers setelah acara seminar ‘Geopolitik dan Keamanan Internasional, Ekonomi Global, & Perubahan Iklim’ di Hotel Fairmont, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (13/10/2022).
Kemudian, AHY juga menyinggung soal perang antara Rusia dan Ukraina. Dia juga berharap jangan sampai konflik-konflik yang terjadi di sana berujung kembalinya dunia pada Perang Dingin atau bahkan perang nuklir.
“Ini jangan sampai kita kembali seperti rezim perang dingin yang lalu. Apa lagi yang di Ukraina, tadi kita sepakat kalau ini memicu terjadinya perang dunia ketiga, apa lagi melibatkan nuklir, luar biasa dahsyatnya akan menghancurkan kita semua,” ujarnya.
Karena itu, AHY menyarankan agar G20 Summit di Bali nantinya juga menjadi ajang pertemuan bilateral antarnegara. Dia berharap G20 nantinya tidak hanya jadi gimik politik.
“Ada rekomendasi yang sifatnya bagaimana kalau nanti dalam pertemuan G20 bisa dilakukan pertemuan bilateral tapi yang meaningful, bukan gimik, benar-benar menjadi bagian dari semangat untuk mencari solusi bersama. Kalau hanya gimik politik, apalagi itu hanya sekadarnya itu menurut saya tidak akan terlalu berarti,” ujar AHY.
“Tetapi kalau benar-benar jadi pertemuan, bukan hanya di antara negara-negara G20, tetapi ada di pojok-pojok pertemuan pertemuan bilateral antarpemimpin yang lebih konkret, untuk sekali lagi menemukan solusi untuk yang lebih baik untuk semua,” lanjut dia.