Jumat, 22 November, 2024

78 Tahun Kemerdekaan, Muhammadiyah: Jangan Sampai Indonesia Maju secara Fisik, tapi Keropos Rohani dan Jiwa

Tajukpolitik – Peringati 78 tahun kemerdekaan, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir, menegaskan jangan sampai Indonesia maju secara fisik, tapi keropos rohani dan jiwanya.

Haedar mengatakan perayaan 78 tahun kemerdekaan secara simbolis dan seremonial harus dibarengi dengan pemaknaan kembali nilai-nilai mendasar yang menjadi pondasi, bahkan konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dengan begitu, maka arah perahu Indonesia menjadi semakin jelas dan tidak berbelok-belok.

Ia menambahkan nilai-nilai luhur seperti UUD NRI Tahun 1945 dan Pancasila yang menjadi pondasi, alam pikiran, dan orientasi tindakan dari bangunan dasar Indonesia Merdeka harus direkonstruksi. Selain dihayati dan dipahami, juga harus dijalankan, serta menjadi bingkai dan arah dalam menyelenggarakan kebangsaan dan kenegaraan.

“Jangan sampai kita membawa Indonesia maju secara fisik, tetapi keropos rohani dan jiwanya. Kehilangan makna dari pembukaan, batang tubuh, UUD 45 dan Pancasila dengan lima silanya yang mendasar, dan spirit perjuangan para pendiri bangsa,” kata Haedar.

Selanjutnya, Haedar berpesan agar konsolidasi kebangsaan dilakukan. Nilai-nilai yang di dalam Pancasila harus dikonsolidasikan menjadi nilai yang hidup dalam seluruh proses penyelenggaraan berbangsa dan bernegara, termasuk kewajiban konstitusional dari pusat sampai bawah. Bersama melindungi bangsa dan seluruh tanah air Indonesia.

“Melindungi bangsa dan seluruh tanah air Indonesia, memajukan kehidupan, mencerdaskan kehidupan bangsa, melaksanakan ketertiban dunia harus menjadi kewajiban konstitusional. Jangan sampai ada satu warga bangsa dan tanah air yang kita abaikan hak-haknya,” tegas Haedar.

Selain itu, lanjut Haedar, juga perlu dilakukan transformasi kehidupan kebangsaan untuk menghadapi tantangan dunia yang kian kompleks. Termasuk untuk merespon daya saing, perubahan global dengan berbagai masalah seperti perubahan iklim dan tata geopolitik ekonomi budaya yang bersifat kompleks.

“Indonesia harus mampu berdiri tegak dengan yang disampaikan Bung Karno yakni Trisakti. Indonesia punya kepribadian, kemandirian berdikari, dan dengan nilai agama, Pancasila, dan budaya luhur bangsa, Indonesia bisa menjadi bangsa yang sejati di tengah persaingan yang tinggi,” pungkas Haedar.

- Advertisement -spot_imgspot_img
Berita Terbaru
- Advertisement -spot_img
Berita Lainnya
Rekomendasi Untuk Anda
- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini