TajukNasional Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Menteri Agraria Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), kembali menginjakkan kaki di almamaternya, SMA Taruna Nusantara (TN) Magelang, kali ini sebagai pembicara. Dalam kunjungannya, AHY menyampaikan pesan penting kepada para siswa, yang kini menjadi generasi penerus di sekolah yang pernah membentuk dirinya.
Sebagai alumni SMA TN angkatan ke-5 yang lulus pada tahun 1997, AHY tidak hanya dikenal sebagai lulusan, tetapi juga sebagai lulusan terbaik di angkatannya. Kenangan tersebut diabadikan dalam bentuk plakat atau prasasti daftar lulusan terbaik yang terdapat di sekolah tersebut. Dalam kesempatan tersebut, AHY bersama istrinya, Annisa Pohan, berpose di depan prasasti yang mencantumkan namanya dengan tinta emas, dengan keterangan Angkatan V di sebelah kiri dan tahun lulus 1997 di sebelah kanan.
Pada kunjungannya kali ini, AHY menjadi pembicara dengan tema “Menggapai Visi Indonesia Emas 2045, Melompat Lebih Tinggi.” Usai memberikan kuliah umum, AHY berkeliling sekolah, mengingat kembali masa-masa ketika dirinya menjadi siswa di sana. AHY merasa terkesan bisa kembali ke sekolah yang telah menjadi bagian penting dalam perjalanan hidupnya.
“Saya dan istri bergembira sekali bisa berkunjung secara langsung ke kampus biru, Taruna Nusantara yang sangat kami banggakan. Kemarin, saya ada kegiatan di Jogja mewisuda alumni STPN (Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional) dan kemudian hari ini bisa berkesempatan untuk datang menyampaikan motivasi atau berbagi kisah kepada para siswa kelas 1, 2 dan 3 yang saat ini sedang mengenyam pendidikan di kampus ini,” kata AHY kepada wartawan di kompleks SMA TN Magelang, Senin (2/9/2024).
Dalam pesannya, AHY menekankan pentingnya bersyukur karena memiliki kesempatan belajar di SMA Taruna Nusantara, sebuah sekolah yang didedikasikan untuk mencetak patriot-patriot bangsa dengan karakter unggul dan integritas tinggi. “Saya tentu ingin mengingatkan kepada kita semuanya bahwa bersyukur pernah mengenyam pendidikan di kampus yang memang didedikasikan untuk mencetak patriot-patriot bangsa dengan nilai-nilai, dengan karakter yang unggul. Karena Indonesia ke depan harus dipimpin dan diawaki oleh generasi muda yang penuh dengan optimisme, karakter yang unggul,” lanjutnya.
Sebagai Ketua Umum Partai Demokrat, AHY juga mengingatkan para siswa untuk membangun kapasitas, integritas, dan daya saing, mengingat tantangan di masa depan akan semakin kompleks. Nilai-nilai yang diajarkan di SMA TN, menurutnya, akan menjadi bekal penting bagi para siswa di masa depan. “Saya menceritakan itu berdasarkan pengalaman. Saya 27 tahun yang lalu, saya lulus dari sekolah ini dan kembali. Saat ini, alhamdulillah sebagai menteri dalam berbagai kapasitas, tentunya saya mengingat kembali nilai-nilai dan pelajaran penting dari sekolah ini,” tegas AHY.
AHY juga berbagi pesan yang ia sebut sebagai ‘5 Klaster C’ kepada para siswa. Mengingatkan bahwa tidak datang dari keluarga yang ber-privilege saat dirinya bersekolah di sana, AHY menekankan pentingnya keberanian dan kepercayaan diri. “Belum jenderal, belum presiden sudah pasti. Jadi bukan karena privilege sebagai seorang anak pejabat, tidak. Kita semua berasal dari berbagai identitas dan latar belakang berbeda-beda. Jadi tidak boleh ada yang kecil hati, kita semua punya kesempatan dan potensi yang sama. Kalau saya bisa kalian juga harus bisa,” ujar AHY.
Pesan pertamanya adalah tentang courage (keberanian) dan confidence (kepercayaan diri). “Keberanian untuk mengambil inisiatif, keberanian untuk mengambil keputusan yang sulit dan keberanian untuk mengambil risiko. Kalau pemimpin tidak mau mengambil keputusan, tidak mau mengambil risiko, rasanya sulit untuk menjadi pemimpin yang bisa diandalkan. Dan juga keberanian untuk keluar dari zona nyaman. Jadi, yang saya sampaikan bukan sesuatu yang baru, ini sering kita dengarkan. Saya hanya ingin memberikan penekanan,” kata AHY.
Pesan kedua AHY adalah tentang communication (komunikasi) dan courtesy (kesopanan). Ia menekankan bahwa seni berkomunikasi adalah keterampilan penting yang harus dikuasai setiap pemimpin. “Tapi bukan ilmunya, seni berkomunikasi itu lebih penting. Karena ilmu bisa dipelajari kapan saja, tapi seni untuk menyampaikan gagasan, pikiran kita itu harus selalu bisa diterjemahkan. Kemudian, kita juga harus bisa menyampaikan dengan sopan,” ujar AHY, menutup pesan motivasinya kepada para siswa.