TajukNasional – Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menerima kunjungan Duta Besar Singapura untuk Indonesia, Kwok Fook Seng, di Ruang Menteri pada Rabu, 10 Juli 2024. Pertemuan tersebut membahas berbagai agenda internal mendatang dan juga sharing ilmu terkait aspek pertanahan.
Menteri AHY menjelaskan bahwa saat ini pihaknya sedang berupaya mengejar target pendaftaran tanah di seluruh Indonesia melalui program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL).
“Tak hanya pendaftaran tanah, kami juga mengejar transformasi digital. Kami ingin menyelesaikan pendaftaran sebanyak 120 juta bidang tanah hingga akhir tahun ini. Memang bukan pekerjaan mudah, namun kita saat ini sudah on the right track,” ujarnya.
Selain itu, Menteri AHY menekankan pentingnya redistribusi tanah sebagai bagian dari program Reforma Agraria untuk mengatasi ketimpangan penguasaan tanah. “Seperti halnya pada dua bulan lalu, Presiden Joko Widodo menyerahkan sebanyak 10.000 sertipikat hasil Redistribusi Tanah di Banyuwangi, Jawa Timur,” jelasnya.
Dalam pertemuan ini, Menteri AHY juga mengungkapkan ketertarikannya terhadap sistem pemetaan digital yang dijalankan oleh Singapura. “Kita perlu belajar dari Singapura terkait 3D Mapping. Bahkan mungkin kita bisa transfer ilmu dan pengalaman terkait ini karena kita juga butuh untuk mempersiapkan SDM kita dalam peningkatan skill,” ujarnya.
Duta Besar Singapura untuk Indonesia, Kwok Fook Seng, menyatakan bahwa luas wilayah Singapura jauh lebih kecil dibandingkan dengan Indonesia, namun Singapura telah menerapkan pemetaan digital yang sangat efisien.
“Singapura kurang lebih sedikit lebih luas dari pada Jakarta. Dalam jalannya pertanahan di Singapura, kita lakukan pemetaan digital. Pemetaan digital dengan bentuk tiga dimensi ini mencakup daratan, bawah tanah, bahkan hingga bangunan,” jelas Kwok Fook Seng.
Kwok Fook Seng juga menambahkan bahwa Singapura terus berupaya membangun negara berbasis smart city melalui inisiatif ‘Smart Nation Singapore’. “Smart Nation itu sendiri adalah kombinasi dari pembangunan hardware, software, serta warga negara yang mampu menggunakannya (mampu menjalankan tools dari smart city, red),” jelasnya.
Pada pertemuan ini, Menteri AHY didampingi oleh Staf Khusus Bidang Manajemen Internal, Agust Jovan Latuconsina, dan Tenaga Ahli Bidang Manajemen Internal, Mira Permatasari. Mereka turut serta dalam diskusi yang bertujuan untuk memperkuat kolaborasi antara Indonesia dan Singapura dalam hal teknologi dan inovasi di bidang pertanahan.
Diskusi ini diharapkan dapat membuka peluang bagi Indonesia untuk mengadopsi teknologi pemetaan digital yang lebih canggih dan efisien. Dengan demikian, Indonesia dapat mempercepat proses pendaftaran tanah dan memastikan redistribusi tanah yang lebih adil dan merata bagi masyarakat. Transfer ilmu dan pengalaman dari Singapura juga diharapkan dapat meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di Indonesia dalam bidang pertanahan dan pemetaan digital, mendukung transformasi digital yang sedang diupayakan oleh Kementerian ATR/BPN.