Tajukpolitik – Diundang oleh Bank Dunia, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) akan mempresentasikan keberhasilan Reforma Agraria pada masa pemerintahan Jokowi.
AHY melakukannya sekaligus dalam rangka pe kunjungan kerja ke Amerika Serikat, termasuk di Washinghton DC.
Hal ini dilakukan AHY usai mengunjungi Desa Modisi di Kecamatan Pinolosian Timur, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) sebagai lokasi relokasi korban erupsi Gunung Ruang.
Adapun Menteri AHY akan menyuarakan hal tersebut saat menjadi narasumber dalam Global Policy Forum yang diselenggarakan oleh Bank Dunia.
Ia akan mengisi Panel I pada bahasan Global Land Agenda: Global Land Policy Forum dengan tema “Strategies for Success by Government Champions”.
Menteri AHY akan menjadi narasumber bersama menteri dan petinggi dari sejumlah negara lainnya seperti Minister of Agriculture and Rural Development of Colombia, Jhenifer Mojica Florez; First Deputy Minister of Justice of Georgia, Tamar Tkeshelashvili; dan Minister of Land Housing and Country Planning of Sierra Leone, Dr. Turad Senesie.
Nantinya, AHY hadir memenuhi undangan dari Bank Dunia di Washington DC untuk berbagi kisah keberhasilan dan pengalaman pemerintahan Presiden Jokowi dalam mempercepat Reforma Agraria.
Mengutip laman resmi Kementerian ATR/BPN, dirinya akan menjadi salah satu narasumber dalam Global Land Agenda yang puncaknya akan berlangsung pada 13 Mei 2024.
Pengalaman soal keberhasilan Kementerian ATR/BPN yang akan disampaikan terkait akselerasi pemetaan serta pendaftaran bidang tanah yang saat ini mencapai kurang lebih 112 juta bidang tanah. Angka pendaftaran tanah ini adalah salah satu yang terbesar di dunia.
Sebelum masa pemerintahan Jokowi, pendaftaran bidang tanah baru mencapai sekitar 500.000 bidang tanah per tahun.
Dengan percepatan melalui program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL), pemerintah melalui Kementerian ATR/BPN berhasil memetakan serta mendaftarkan bidang tanah rata-rata mencapai 10 juta bidang per tahunnya.
Selain itu, AHY juga akan menyuarakan tentang transformasi digital pada bidang pertanahan dan tata ruang. Salah satu wujudnya adalah implementasi Sertifikat Tanah Elektronik yang dinilai akan lebih terlindungi dari risiko hilangnya sertifikat akibat kebakaran, kebanjiran atau bencana dan musibah lainnya.