TajukNasional Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menegaskan kesiapannya jika diberi kepercayaan untuk menduduki posisi menteri dalam kabinet Presiden terpilih Republik Indonesia periode 2024-2029, Prabowo Subianto. Pernyataan tersebut disampaikan AHY saat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Rektor Universitas Airlangga (Unair), Mohammad Nasih, dalam Ujian Doktor Terbuka Program Studi Pengembangan Sumber Daya Manusia, Sekolah Pascasarjana Unair, Surabaya, pada Senin (7/10).
Dalam sesi tersebut, Rektor Nasih melontarkan pertanyaan yang cukup mengundang perhatian, “Kalau Saudara promovendus diberi kebebasan memilih, Saudara akan memilih menjadi menteri apa?” Pertanyaan ini sontak memicu gelak tawa di antara para hadirin yang hadir di ruangan sidang. Nasih, yang sekaligus bertindak sebagai pimpinan sidang, menyampaikan pertanyaan tersebut dengan ringan setelah memberikan tanggapan atas disertasi AHY.
Dengan senyum lebar, AHY menjawab penuh diplomasi, “Ini kalau dijawab keluar dari sini bukan sidang promosi, tapi demosi. Terima kasih, Pak Rektor, saya izin menjawab yang lain dulu,” jawabnya sambil berseloroh, mencairkan suasana di tengah forum akademis tersebut.
Meski demikian, AHY mengungkapkan bahwa ia tidak bisa secara langsung menjawab pertanyaan soal jabatan menteri. “Penunjukan menteri merupakan hak prerogatif presiden,” tegasnya.
AHY menjelaskan bahwa sebagai seseorang yang telah lama berkecimpung dalam dunia militer dan politik, ia memahami bahwa tugas seorang pemimpin adalah menjalankan amanah yang diberikan, bukan memilih posisi. Dalam hal ini, ia menyerahkan sepenuhnya kepada Presiden Prabowo jika nantinya ia dipercaya masuk dalam jajaran kabinet.
“Mohon maaf saya tidak bisa menjawab secara langsung. Saya terbiasa mengembalikan pertanyaan seperti ini kepada pihak yang berwenang, karena ini adalah hak prerogatif presiden,” tambah AHY.
Ia kemudian membuat analogi menarik, membandingkan penugasan sebagai menteri dengan tugas seorang prajurit yang harus siap ditempatkan di mana saja. “Seperti di militer, tugas kita adalah siap menjalankan perintah di mana pun dan kapan pun. Tapi kalau bisa, tidak terlalu jauh dari Monas,” ujarnya sambil berkelakar.
AHY juga menegaskan bahwa secara prinsip, ia siap jika ditunjuk sebagai menteri. “Prinsipnya, di manapun posisi kita, yang terpenting adalah kita dapat berkontribusi. Semua orang punya peran, dan saya tentu ingin berperan di dalamnya. Jadi, saya siap jika dibutuhkan,” ungkapnya dengan optimisme.
Setelah melalui proses panjang dan evaluasi yang ketat dalam ujian terbuka ini, AHY dinyatakan lulus dengan predikat cumlaude. Prestasi ini menjadi capaian akademis yang mengesankan bagi putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono, yang selama ini juga dikenal aktif di bidang politik dan kepemimpinan.
Momen ujian doktor ini tak hanya menandai keberhasilan akademis AHY, tetapi juga menunjukkan bagaimana dirinya tetap fokus pada pengabdian terhadap bangsa, terlepas dari posisi apa pun yang mungkin ia emban di masa depan.