Tajukpolitik – Pengamat Politik, Fauzaki Aulia, menilai Anies ingkari Piagam Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) jika memilih Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sebagai bakal calon wakil presiden (Bacawapres).
Fauzaki juga menyebut jika Anies telah menyerah dengan narasi perubahan yang selalu digaungkan.
“Agak aneh memang jalan pikiran Anies jika pilih Cak Imin sebagai cawapres. Pasalnya, Cak Imin dan PKB adalah partai pendukung pemerintah. Apakah Anies menyerah dengan narasi perubahan yang selalu ia gaungkan?” kata Fauzaki, Kamis (31/8).
Fauzaki pun mengatakan apa yang dilakukan oleh Anies dengan menjadikan Cak Imin sebagai Bacawapres merupakan sebuah tindakan yang blunder.
“Melihat gaya politik Anies hari ini, saya melihat Anies blunder jika memilih Cak Imin sebagai cawapres,” ucap Fauzaki.
Namun, yang tak habis pikir, sambung Fauzaki, dengan memilih Cak Imin sebagai Bacawapres tentu saja Anies ingkari Piagam Koalisi Perubahan.
“Anies pun terlihat tidak menghargai perjanjian yang dibuat dalam Piagam Koalisi Perubahan untuk Perubahan. Padahal, dalam Piagam tersebut sangat jelas jika cawapres dipilih dari internal KPP. Kan kita tahu kalau PKB dan Cak Imin bukan anggota KPP ataupun perwakilan dari KPP,” tegas Fauzaki.
Tentu saja, langkah yang dilakukan oleh Anies tidak mencerminkan sosok seorang pemimpin. Karena seharusnya Anies memilih Bacawapres yang merupakan sosok yang dapat menjadi dwi tunggal dan saling mendukung visi dan misi dalam pemerintahan.
“Bukan justru memilih sosok yang tak ada satu pun memenuhi lima kriteria dalam Piagam Koalisi Perubahan. Karena memang sebenarnya Cak Imin tak memenuhi kriteria Cawapres yang disepakati oleh ketiga partai dalam Koalisi Perubahan,” pungkas Fauzaki.
Untuk itu, tentu saja keputusan Anies jika memang menjadikan Cak Imin sebagai Bacawapres akan membuat banyak rakyat yang kecewa.