1. Bangun koneksi positif antara guru dan siswa
Hubungan yang hangat dan saling percaya menjadi kunci utama. Siswa yang merasa diterima dan dihargai oleh gurunya akan lebih terbuka dan mudah diarahkan.
2. Hentikan label negatif
Memberi cap “nakal” justru dapat memperburuk perilaku anak. Ketika anak merasa dicap buruk, mereka kehilangan motivasi dan merasa tak ada harapan untuk berubah.
3. Arahkan sesuai minat dan bakat
Farraas menekankan pentingnya mengenali potensi unik tiap anak. Jika guru dan orang tua mengarahkan anak pada karier atau bidang sesuai minatnya, perilaku menyimpang cenderung berkurang.
4. Sediakan pelatihan relevan untuk masa depan
Sekolah dianjurkan membuka pelatihan keterampilan atau program kejuruan yang membekali siswa dengan kemampuan praktis, sehingga mereka lebih percaya diri menghadapi dunia kerja.
5. Libatkan dalam kegiatan positif
Ekstrakurikuler, organisasi, dan perlombaan di sekolah dapat menjadi media penyaluran energi anak ke hal yang bermanfaat. Siswa yang aktif di kegiatan positif cenderung menjauhi perilaku negatif.
Baca juga: Fokus Pada Pendidikan Karakter, Mensos Tegaskan Sekolah Rakyat Tampung Seribu Siswa per Sekolah
Farraas menutup dengan harapan agar sekolah menjadi ruang aman dan mendukung bagi setiap anak untuk bertumbuh, tanpa stigma.