Tajukpolitik – Direktur Eksekutif Sentral Politik, Subiran Paridamos, menyayangkan pengunduran diri Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD, disaat telah menjadi cawapres Ganjar Pranowo. Subiran menilai sikap Mahfud MD terlalu politis.
Subiran menegaskan tidak masuk akal dan tidak masuk logika jika Mahfud keluar dari kabinet karena alasan maju sebagai cawapres. Harusnya Mahfud mengundurkan diri dari kabinet sesaat setelah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI sebagai cawapres, bukan sekarang.
Oleh karena itu, Subiran mengatakan keputusan Mahfud MD mundur dari Menko Polhukam terlalu politis.
“Mahfud ini bukan lagi sikap negarawan, melainkan sikap politis yang memiliki unsur persuasif kampanye di dalamnya,” kata Subiran di Jakarta, Kamis (1/2).
Di sisi yang lain, sosok yang kerap disapa Biran itu juga melihat dampak bagi pemerintah Jokowi dari sikap politis Mahfud tersebut.
“Sikap ini juga bisa saja menggembosi pemerintahan Jokowi untuk menciptakan narasi di luar, bahwa pemerintahan Jokowi benar-benar tidak netral,” ujar Biran.
Kendati begitu, lulusan S2 ilmu komunikasi Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) itu mengaku tidak begitu yakin dampak positif bakal diperoleh Mahfud, khususnya terkait peningkatan elektoral cawapres nomor urut 3 tersebut bersama sang capres Ganjar Pranowo.
“Andaikan Mahfud mundur sejak dirinya secara resmi telah menjadi kontestan pilpres, maka tentu sikap itu akan dipahami sikap negarawan,” tutur penulis buku “Negara Katanya” itu.
“Dan murni memberikan pesan bahwa beliau adalah contoh dan teladan bagi pejabat lain untuk meminimalisir potensi konflik kepentingan dan potensi penyalahgunaan kekuasaan,” pungkas Biran.
Untuk diketahui, Mahfud MD telah menyerahkan surat pengunduran diri dari Menko Polhukam kepada Presiden Jokowi pada hari Kamis siang (1/2) di Istana Negara, Jakarta.
