Tajukpolitik – Pengamat Politik dari Universitas Paramidina, Ahmad Khoirul Umam, menilai jika Prabowo Subianto membutuhkan Demokrat untuk bergabung ke pemerintahan jika sudah resmi dilantik menjadi presiden.
Hal ini ia sampaikan menanggapi kedatangan Prabowo Subianto yang menemui Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat yang juga Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Pacitan, Jawa Timur, Sabtu (17/2) kemarin.
Khoirul mengatakan pertemuan tersebut berisi pesan bahwa Prabowo membutuhkan Partai Demokrat untuk bergabung ke pemerintahan seandainya nanti sudah resmi dilantik menjadi presiden.
Khoirul menyebut walau suara Prabowo-Gibran berdasarkan quick count relatif tinggi, tapi Partai Gerindra tidak terlalu mendapatkan coat-tail effect dari paslon tersebut. Di mana Gerindra hanya berada di urutan tiga di belakang PDIP dan juga Partai Golkar.
Sehingga menurut Khoirul, Prabowo ingin memastikan Demokrat berkomitmen penuh menyokong pemerintahan terpilih nanti dengan cara memberikan posisi-posisi terhormat kepada kader Demokrat.
“Prabowo tampaknya lebih percaya dan berharap agar Demokrat di bawah kepemimpinan AHY dan arahan SBY, betul-betul all out memback up pemerintahannya, bukan menjadi musuh dalam selimut yang menikam dari belakang sebagaimana partai-partai politik anggota koalisi lainnya,” ujar Khoirul, Minggu (18/2).
Khoirul juga menilai kedatangan Prabowo menemui SBY ini merupakan ekspresi penghormatan sekaligus apresiasi terhadap keseriusan dukungan keluarga besar Demokrat.
Di mana, SBY memenuhi janjinya untuk turun gunung mengkampanyekan pemenangan Prabowo-Gibran di masa pensiunnya.
Bahkan, dalam skema pembagian tugas pemenangan Koalisi Indonesia Maju, Partai Demokrat yang ditugaskan khusus menggarap Jawa Timur, dianggap Prabowo sukses mempertebal angka kemenangan di Jawa Timur, hingga menembus elektoral 66 persen.
Agregat dukungan pemilih Demokrat kepada Prabowo menurut Khoirul juga mencapai 70 persen lebih, tepat di bawah pemilih Gerindra.
Sehingga, lanjut dia, dengan kolaborasi intens antara Demokrat bersama Gubernur Jatim Khofifah, Prabowo-Gibran sukses besar menaklukkan provinsi yang selama ini dikenal sebagai kandang Banteng dan episentrum politik Nahdliyyin, yang sekaligus seringkali menjadi kunci kemenangan Pilpres di tingkat nasional.
“Kedatangan Prabowo menemui SBY ini tampak juga dijadikan sebagai langkah konsolidasi awal jelang fase transisi pembentukan pemerintahan baru, yang seringkali turbulensinya dinamis. Terlebih, Partai Gerindra yang berada di bawah kepemimpinan langsung Prabowo, praktis tidak mendapatkan coat-tail effect sama sekali dari Pilpres 2024 ini,” jelas Khoirul.