TajukPolitik – Pengamat politik sekaligus pendiri Lingkar Madani Indonesia (Lima), Ray Rangkuti menilai tidak ada yang istimewa dari pidato Anas Urbaningrum saat keluar dari Lapas Sukamiskin.
“Tidak ada yang istimewa. Nadanya seperti acara tasyakuran atau reunian. Lebih banyak ungkapan terima kasih, perjumpaan, dan sebagainya,” kata Ray Rangkuti, Rabu (12/4).
Ray Rangkuti melanjutkan dalam pidatonya Anas Urbaningrum tak tergambarkan pesan khusus apa, mengapa dan akan kemana sesudah ini.
“Lebih khusus lagi adalah soal tangggapannya sendiri terhadap 8 tahun masa tahanannya, yang oleh banyak kalangan pendukungnya dianggap sebagai akibat fitnah atas dirinya.
Tak ada pidato yang kiranya hasil pergumulannya di penjara selama hampir 8 tahun ini,” kata Ray Rangkuti.
Ray Rangkuti menilai nampaknya, Anas Urbaningrum membutuhkan waktu untuk menyampaikan apa, bagaimana dan akan kemana.
“Jadi kita tunggu saja,” tutupnya.
Beberapa pihak menanggapi pidato singkat Anas Urbaningrum yang digelar pasca kebebasan dirinya kemarin hari Selasa tanggal 11 April 2023 dari lapas Sukamiskin Bandung, Jawa Barat.
Setelah mendekam di penjara selama delapan tahun, akhirnya mantan Ketua Umum Demokrat sekaligus mantan koruptor proyek Hambalang ini resmi dibebaskan.
Banyak simpatisan dan tokoh penting yang turut menyambut bebasnya Anas.
Terkait pidato singkat yang dilontarkan Anas di halaman Lapas Sukamiskin, pengamat politik memberi tanggapan.
Tampak beberapa tokoh penting hadir menyambut, salah satunya adalah mantan Ketua Komisi Yudisial (KY), Aidul Fitriciada Azhari.
Dalam pidato singkatnya, Anas berkali-kali mengucapkan permohonan maaf dan terimakasih.
Ia mengucapkan terima kasih kepada para sahabat dan pendukungnya yang hadir menyambut kebebasannya.
Dalam kesempatan itu, Anas Urbaningrum juga menyebut tiga nama sahabatnya, satu di antaranya adalah Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara (PKN), I Gede Pasek Suardika.