Tajukpolitik – Pengamat Politik Ibnu Jandi, menyayangkan sikap PDIP yang tidak mengundang Presiden Jokowi dalam acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke-5 pada akhir Mei 2024 ini.
Menurut Ibnu, PDIP tidak menunjukkan kedewasaan dengan mencampuradukkan masalah pribadi dengan kepentingan politik dan negara.
“PDIP seharusnya menunjukkan profesionalismenya sebagai parpol yang sudah berakar dan berpengalaman. Suka atau tidak suka, ini masa lalu,” kata Ibnu Jandi, Kamis (16/5).
Ibnu Jandi menambahkan bahwa PDIP seharusnya menghormati Presiden Jokowi dengan mengundangnya ke Rakernas, bukan sebagai individu, tetapi sebagai Kepala Pemerintahan dan Kepala Negara. “Harusnya dia (PDIP) mengundang bukan atas nama Jokowi, tapi sebagai Kepala Pemerintahan dan Kepala Negara. Bukan dengan cara seperti itu yang artinya sudah tidak menganggap Jokowi,” tegasnya.
Untuk diketahui, PDIP akan menggelar Rakernas ke-5 pada akhir Mei 2024. Menariknya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin tidak diundang dalam acara penting tersebut.
Ketua DPP PDIP, Djarot Syaiful Hidayat, menyebut alasan tidak mengundang presiden dan wakil presiden dikarenakan menyibukkan diri.
“Yang jelas Presiden dan Wakil Presiden tidak diundang. Kenapa? Karena beliau sangat sibuk dan menyibukkan diri,” ujar Ketua DPP PDIP, Djarot Syaiful Hidayat, di Kantor PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 16 Mei 2024.
Keputusan untuk tidak mengundang Presiden Jokowi dan Wapres Ma’ruf Amin ke Rakernas ke-5 ini menjadi perbincangan hangat dan menuai berbagai tanggapan. Hal ini menyoroti dinamika internal PDIP dan hubungannya dengan para pemimpin negara saat ini.
Sebab, akhir-akhir ini hubungan antara PDIP dengan Presiden Jokowi sedang panas. Ini dikarenakan keputusan dari anak Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, yang menjadi calon wakil presiden (cawapres) dari Prabowo Subianto.
Sementara itu, dalam Pilpres kemarin, PDIP mengusung pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.