Kamis, 21 November, 2024

Tak Serius dalam Rapat Dengar Pendapat Bersama DPR, PAN Semprot KPU dan Bawaslu

Tajukpolitik – Anggota Komisi II DPR RI dari PAN, Guspardi Gaus, menyatakan kekecewaannya terhadap ketidaklengkapan kehadiran anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dalam rapat dengar pendapat (RDP).

Ia menilai jajaran KPU dan Bawaslu tidak serius menghadapi rapat tersebut.

“Ini adalah tahun kelima bagi kami, terutama saya, bermitra dengan KPU dan Bawaslu. Baru pada hari ini saya lihat baik KPU maupun Bawaslu menampakkan ketidakseriusannya dalam menghadapi RDP ini,” kata Guspardi dalam rapat kerja bersama KPU dan Bawaslu di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (10/6).

Salah satu poin yang disorot oleh Guspardi adalah kehadiran hanya tiga dari tujuh komisioner KPU dalam rapat tersebut. Ia mengingatkan bahwa tanggung jawab KPU belum selesai meskipun Pemilu 2024 sudah berakhir.

“Dari tujuh komisioner KPU, yang hadir cuma tiga orang. Jangan kita beranggapan bahwa setelah selesai pemilu, pertanggungjawaban keuangan tetap merupakan sesuatu yang amat penting,” ujarnya.

Guspardi juga mengkritik Bawaslu yang hanya diwakili oleh Ketua Bawaslu, Rahmat Bagja. Menurutnya, antarinstansi harus saling menghargai dengan menghadiri rapat secara lengkap.

“Hanya satu-satunya ketua yang hadir. Ini memiriskan. Janganlah, kita harus saling menghargai. Kita ini rapat harus saling terbuka. Kami coba lihat, jarang-jarang yang hadir seperti ini tapi karena dirasakan pentingnya kegiatan ini, kita tidak melakukan skors terhadap rapat karena sudah memenuhi kuorum. Ini Pak Bagja, tolong bagaimana ini anggotanya,” kata Guspardi.

Selain kehadiran yang tidak lengkap, Guspardi juga mengomentari laporan anggaran yang disampaikan oleh KPU dan Bawaslu. Ia menilai laporan tersebut sulit dibaca dan dipahami.

“Apalagi kertas kerja semacam ini. Anggarannya sangat luar biasa sekelas triliun, laporan yang disampaikan ini sulit saya baca. Masa begini laporannya. Dan itu pun kami minta, coba lihat, bagaimana ini. Kemudian fotokopi SK atau apa ini, saya nggak ngerti, nggak bisa saya baca ini. Padahal kertasnya bagus, kecil, kenapa tidak seperti yang biasa saja, barangkali lebih murah,” tegasnya.

- Advertisement -spot_imgspot_img
Berita Terbaru
- Advertisement -spot_img
Berita Lainnya
Rekomendasi Untuk Anda
- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini