Tajukpolitik – Warga Jakarta terancam kelaparan. Pasalnya, stok beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) saat ini ternyata jauh lebih rendah, hingga 34,1 persen dibandingkan dengan posisi stok tahun 2022 lalu.
Hal tersebut terlihat dari data per hari Senin, 7 Agustus 2023 yang ditulis di situs resmi PIBC, pada Selasa (8/8).
Tak hanya stok beras yang menipis, harga rata-tara beras untuk jenis IR di PIBC juga tercatat mulai melonjak naik hingga 21,9 persen dibandingkan tahun lalu.
Tercatat, stok beras di PIBC hanya 24.458 ton, menyusut 2,9% dibandingkan sebulan sebelumnya. Dan, harga rata-rata beras IR di PIBC juga naik 1,1% dibandingkan setahun sebelumnya menjadi Rp12.193 per kg.
Mengacu data BPS, konsumsi beras di wilayah Jakarta pada tahun 2021-2021 berkisar 1,4 kg per kapita dalam seminggu, berarti dengan posisi stok saat ini, ketahanan beras di wilayah Jakarta hanya mencukupi untuk 1,554 minggu atau sekitar 11 hari, dengan asumsi jumlah penduduk Jakarta menurut World Population Review per Maret 2023 adalah 11,24 juta jiwa.
Berdasarkan data dari PIBC, tercatat ada 4.851 ton stok yang masuk, namun di saat bersamaan ada 3.333 ton yang harus dikeluarkan.
Untuk diketahui, sekitar 35,55 persen pasokan beras yang masuk ke PIBC berasal dari Jawa Tengah, disusul Cirebon dengan porsi 23,98 persen, lalu Karawang sebanyak 22,30 persen.
Sementara itu, beras di PIBC hingga 60,91 persen disalurkan di seluruh Jakarta, dan 22,93 persen lainnya dipasok antar pulau. Dan sisa lainnya ke berbagai daerah sekitar, seperti Bogor, Tangerang, Banteng, juga Bekasi.
Tentu saja kondisi tersebut mengancam ketahanan pangan warga Jakarta. Tak menutup kemungkinan warga Jakarta terancam kelaparan jika kondisi tersebut dibiarkan oleh pemerintah, terutama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta harus segera bertindak cepat mengatasi masalah tersebut.
