Tajukpolitik – Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, tidak bisa memberi contoh yang baik bagi anak buahnya di tengah sorotan tajam kepada lembaga yang ia pimpin. Reformasi birokrasi pun di jajaran Kemenkeu tampaknya masih jadi angan-angan.
Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Pusat Riset Politik, Hukum dan Kebijakan Indonesia (PRPHKI), Saiful Anam, menanggapi viralnya foto ibu menteri yang dijemput dengan mobil Alphard yang memasuki Apron Bandara Soekarno-Hatta (Soetta).
Dari kronologis yang didapat, Menkeu saat itu pulang dari kunjungan kerja ke Papua, mendampingi Presiden Joko Widodo meresmikan Papua Youth Creativity Hub (PYCH) di Jayapura, Selasa lalu (21/3).
Video tersebut lalu diviralkan oleh akun Twitter @PartaiSocmed dan mendapatkan respon negatif dari masyarakat. Netizen geram dengan kelakuannya.
“Saya melihat Sri Mulyani gagal memberikan contoh yang baik kepada anak buahnya. Di tengah gencarnya Presiden Jokowi agar pejabat selalu menunjukkan kesederhanaan, namun justru Sri Mulyani menunjukkan contoh yang tidak menggembirakan,” ujar Saiful kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (27/3).
Akademisi Universitas Sahid Jakarta ini menilai, publik dapat menganggap Sri Mulyani gagal tidak hanya buruk dalam melakukan pengawasan di lingkungan internal Kemenkeu, juga dapat dianggap gagal dalam memberikan teladan bagi bawahannya.
“Jika kondisi demikian terus berulang, maka publik makin tidak percaya kepada institusi Kementerian Keuangan. Rakyat yang bersusah payah mencari uang, dan mereka berupaya membayar pajak, namun pada akhirnya, pejabatnya menunjukkan sikap yang tidak berempati bahkan cenderung menunjukkan sikap glamor kepada rakyatnya,” jelasnya.
Hal tersebut menambah daftar contoh buruk manajemen pemerintahan yang ditunjukkan oleh mantan Direktur Bank Dunia ini, yaitu internal berantakan, banyak pamer harta kekayaan, keuangan negara bocor, namun pimpinan tertinggi di Kemenkeu tidak menyejukkan publik, justru menunjukkan sikap yang kurang elok di mata masyarakat.
“Kalau Sri Mulyani menunjukkan sikap yang demikian, maka bagaimana dengan bawahan atau anak buah yang dipimpinnya. Karena tentu pemimpin adalah cerminan dari perilaku anak buahnya, maka dengan demikian Sri Mulyani sekali lagi dapat dinilai gagal dalam melakukan reformasi birokrasi di dalam tubuh Kemenkeu,” pungkasnya.