Meski begitu, distribusi tenaga pendidik masih menjadi tantangan, terutama di wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal). Banyak guru di pelosok terpaksa mengajar lintas mata pelajaran karena keterbatasan tenaga.
Pengabdian para guru pun kerap disertai perjuangan luar biasa.
Di Sigi, Sulawesi Tengah, guru SMP harus mendaki bukit demi menemui murid akibat ketiadaan internet.
Di Musi Rawas Utara, Sumatera Selatan, seorang guru honorer menyeberangi sungai dengan rakit bambu setiap hari.
Sementara di Lebak, Banten, seorang guru mengajar selama 30 tahun dengan berjalan kaki menembus hutan meski berisiko keselamatan.
“Kalau mau disebut beban negara, yang pantas disebut adalah mereka yang menghabiskan uang rakyat tanpa tanggung jawab, seperti para koruptor,” tegas Wijaya.
Baca juga: Jelang HUT RI ke-80, Pemerintah Berikan BSU kepada 250 Ribu Guru PAUD Non Formal
Ia menambahkan, profesi guru adalah panggilan pengabdian, bukan sekadar pekerjaan.
“Dukungan penuh negara adalah keharusan, bukan pilihan, apalagi merendahkan dan menyakiti guru,” pungkasnya.