Tajukpolitik – Direktur Pusat Riset Politik, Hukum dan Kebijakan Indonesia (PRPHKI), Saiful Anam, meminta Jokowi mencontoh SBY yang tidak memihak kepada kandidat calon presiden dan calon wakil wakil presiden pada Pilpres 2014 silam.
Hal tersebut disampaikan Saiful melihat gerak-gerik Presiden Jokowi yang cawe-cawe mengendorse dan mengumpulkan para Ketua Umum Partai Politik koalisi pemerintah untuk membicarakan kandidat calon presiden dan calon wakil presiden pada Pemilu 2024 mendatang.
Saiful menegaskan hendaknya Jokowi seperti Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang masih tetap menjaga sikap independen dalam kontestasi Pilpres 2024. Sehingga Jokowi akan dikenang sebagai presiden yang mengantarkan demokrasi sehat. Bukan justru dikenang sebagai petugas partai.
Akibat sikap independen SBY tersebut, Saiful mengatakan SBY dinilai berhasil mengantarkan demokrasi pergantian kepemimpinan pada 2014 silam.
“Jokowi mestinya dapat menjaga independensinya, sehingga ia dapat dikenang oleh rakyat sebagai presiden yang mengantarkan demokrasi sehat pada 2024 mendatang,” ujar Saiful, Senin (1/5).
Karena, menurut akademisi Universitas Sahid Jakarta ini, presiden yang dipilih langsung oleh rakyat mesti tunduk dan patuh terhadap apa yang menjadi harapan rakyat. Bukan justru ingin mempertahankan kekuasaan dengan lebih condong kepada salah satu kandidat.
“Jokowi harus merepresentasikan semua golongan masyarakat, bukan sebagai wakil partai, sehingga ia diharapkan lebih memfokuskan kepada urusan-urusan fundamental bangsa seperti mengurangi utang. Bukan justru ikut-ikutan menyukseskan salah satu kandidat dalam Pilpres 2024 yang akan datang,” jelas Saiful.
Selain itu, kata Saiful, jika Presiden Jokowi terbukti ikut-ikutan mendukung salah satu kandidat pada Pilpres 2024, yang bisa terjadi justru kemarahan publik.
“Dan sangat mungkin rakyat akan melakukan pembangkangan terhadap pemerintah jika benar hal tersebut dilakukan oleh presiden,” pungkas Saiful.
Permintaan Jokowi mencontoh SBY tak hanya dilontarkan oleh para pengamat politik, rakyat biasa pun meminta hal yang sama. Rakyat meminta agar Jokowi menghentikan manuver-manuver yang ikut mengutak-atik konstelasi politik nasional.