TAJUKNASIONAL.COM – Ramen kini bukan lagi sekadar hidangan mi dari Jepang, melainkan telah menjelma menjadi ikon kuliner global.
Hidangan berbahan dasar mi kenyal dengan kuah kaya rasa ini mampu memikat lidah pencinta kuliner dari berbagai negara.
Keunikan ramen terletak pada kombinasi mi, kaldu, dan aneka topping seperti daging, sayuran, serta telur yang menciptakan cita rasa berlapis.
Popularitasnya semakin menguat seiring dengan hadirnya restoran dan waralaba ramen di kota-kota besar di seluruh dunia.
Sejarah ramen berawal pada abad ke-17, ketika imigran Tiongkok memperkenalkan tradisi mi gandum yang kemudian diadaptasi di Jepang.
Pada masa Meiji (1868–1912), ramen mulai dijual sebagai makanan cepat saji di kedai jalanan.
Dari situlah, berbagai inovasi muncul, termasuk kuah berbahan dasar tulang babi (tonkotsu), ikan, hingga miso, yang kini menjadi ciri khas berbagai jenis ramen.
Meski berakar dari budaya Tiongkok, ramen berkembang pesat di Jepang hingga menjadi simbol kuliner yang mendunia.
Adaptasi ramen pun meluas ke berbagai negara, menyesuaikan dengan selera lokal. Di Amerika Serikat, misalnya, ramen sering disajikan dengan daging sapi atau ayam panggang. Di negara dengan tradisi makanan laut, tambahan seafood segar lebih mendominasi.
Setiap negara memberi sentuhan khas. Thailand menghadirkan ramen dengan cita rasa pedas dan rempah, Malaysia menambahkan gurih santan, sementara di Eropa ada ramen bergaya Italia dengan saus pesto.
Tidak jarang pula restoran memadukan ramen dengan unsur masakan Korea.
Fenomena globalisasi ramen ini menunjukkan bagaimana sebuah hidangan tradisional mampu bertransformasi, tanpa kehilangan identitas aslinya.
Dari Tokyo hingga New York, dari Bangkok hingga Kuala Lumpur, ramen terus berkembang sebagai kuliner lintas budaya yang digemari masyarakat dunia.
Baca dan Ikuti Media Sosial Tajuk Nasional, KLIK DISINI
