Tajukpolitik – Dalam pidato politik, Anies Baswedan menyebut jika pemilihan Umum atau Pemilu bukan tentang satu orang atau satu partai, melainkan nasib anak bangsa yang harus diperjuangkan.
Hal tersebut ia sampaikan di depan ribuan relawannya, di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Minggu (7/5).
Dalam pidato bertajuk Meluruskan Jalan, Menghadirkan Keadilan tersebut, Anies juga mengatakan jika ia siap menunjukkan kenyataan melalui rekam gagasan dan karya yang baik.
“Perjuangan ke depan kita ingin meluruskan jalan. Kita berhadapan dengan kompetisisi dengan lawan yang memiliki sumber daya luar biasa besar dan bisa mendominasi. Namun kita yakin niat baik insya Allah dibukakan pintu keberhasilan,” jelas Anies.
Calon presiden yang diusung oleh Koalisi Perubahan dan Perbaikan yang terdiri dari Partai Demokrat, Nasdem, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini menyebut dirinya tidak pernah gentar dengan material, tapi harus menunjukkan kekuatan spiritual.
“Kita tidak pernah gentar dengan material tetapi kita tunjukkan kekuatan spiritual. ini bukan tentang satu orang atau partai. Ini tentang nasib anak-anak bangsa kita. Jaga kemuliaan perjuangan ini. Jaga kehormatan perjuangan ini. Kirimkan pesan-pesan yang menunjukkan kami menjunjung tinggi idealisme. Tunjukkan bahwa kita punya rekam gagasan yang baik dan karya yang baik,” ungkap Anies.
Ia juga menyebut bahwa akan terus menjunjung tinggi idealisme dengan menunjukkan kenyataan, bukan memproduksi kebohongan. Selain itu, ia mengungkapkan bahwa pemilu merupakan momen untuk menengok kembali ke arah perjalanan bangsa serta menghadirkan janji kemerdekaan yakni keadilan sosial.
“Kita ingatkan kepada semua bahwa bisa jadi ada lawan tetapi tidak ada musuh. Kita tunjukkan bahwa kita saudara sebangsa. Iya kita berlawanan gagasan tetapi kita bukan musuh. Lawan debat adalah teman berpikir,” tutur Anies.
Pidato politik Anies juga mengirimkan pesan kepada semua bahwa ini demokrasi modern.
“Dalam demokrasi modern tidak ada kekuasaan yang berpindah, tidak ada yang hilang. Kekuasaan tetap berada di tangan rakyat. Yang berpindah adalah kewenangan untuk menjalankan kekuasaan,” pungkas Anies