Tajukpolitik – Partai Demokrat titipkan agenda perubahan saat ke Prabowo Subianto saat memutuskan untuk bergabung ke Koalisi Indonesia Maju (KIM).
Hal ini diungkapkan oleh Sekretaris Majelis Tinggi Partai (MTP) Partai Demorkat, Andi Mallarangeng, Senin (18/9).
Andi pun menyebut Prabowo Subianto menerima titipan agenda dan gagasan perubahan yang disampaikan Demokrat itu setelah diskusi bersama.
“Kami menitipkan beberapa agenda perubahan yang selama ini kami perjuangkan, dan itu juga disambut baik oleh Pak Prabowo. Jadi kami nyaman di situ,” tegas Andi.
Tak hanya Prabowo, Andi juga mengaku sejumlah elite parpol di KIM ikut menyambut mereka dengan baik.
Menurut Andi, Demokrat merasa lebih nyaman berada di KIM. Andi juga mengatakan sikap Demokrat secara resmi akan diumumkan dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) pada 21 September.
“Walaupun kami masuknya agak belakangan, tetapi kami merasa nyaman di situ. Teman-teman koalisi juga menyambut dengan baik, ada Gerindra, Golkar, ada PAN dan lainnya,” jelas Andi.
Andi menyebut Demokrat sudah mengikuti banyak perkembangan Pilpres terkini dan melihat elektabilitas Prabowo mayoritas unggul di banyak lembaga survei.
Alasan realistis Demokrat bergabung karena melihat peluang kemenangan Pilpres 2024 ada di Prabowo.
Andi juga memastikan Demokrat sudah menyampaikan pilihan mereka dan berpamitan kepada koalisi pendukung Ganjar Pranowo setelah mereka sudah menjajaki hubungan dalam dua pekan terakhir ini.
“Kami memilih yang Insya Allah akan menang. Kami melihat Pak Prabowo yang akan memenangkan Pilpres 2024 nanti,” tegas Andi.
Untuk diketahui, Partai Demokrat merapat ke koalisi pendukung Prabowo Subianto. Ditandai dengan kedatangan petinggi Partai Demokrat ke rumah Prabowo di Hambalang, Bogor pada Minggu kemarin (17/9).
Dalam agenda itu, Demokrat ikut serta dalam pertemuan dengan partai-partai Koalisi Indonesia Maju yang terdiri dari Gerindra, Partai Amanat Nasional (PAN), Golkar, Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan Partai Gelora.
Demokrat mendukung Prabowo usai keluar dari koalisi pendukung Anies Baswedan. Demokrat merasa dikhianati karena Anies dan Nasdem membangun kerja sama dengan Nasdem secara sepihak.