Tajukpolitik – Penderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) meningkat pada periode Mei-Juli 2023 di tengah tingginya polusi udara di Jakarta.
Ini terlihat dari data Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan yang mencatat jumlah kunjungan penderita ISPA ke puskesmas naik hingga 22 persen.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan, Yudi Dimyati, Rabu (16/8).
Yudi mencatat pasie ISPA terbanyak adalah warga berusia 0-5 tahun atau balita sebanyak 62.186 orang. Kemudian disusul pasien 9-60 tahun (45.247 orang) dan warga berusia 5-9 tahun (13.225).
“Kemudian yang paling sedikit, yakni usia 60 tahun ke atas sebanyak 7.588 pasien,” ujar Yudi.
Ia membeberkan kunjungan pasien ISPA ke puskesmas mencapai 49.812 pada Mei 2023. Angka ini sempat turun enam persen sebulan berikutnya menjadi 46.458, tapi naik lagi pada Juli.
Menurut Yudi, jumlah kunjungan melonjak 22 persen menjadi 57.376 pada Juli. Puskesmas di Jaksel yang menerima pasien ISPA terbanyak sepanjang Mei-Juli 2023 adalah Puskesmas Kebayoran Lama, yakni 14.449 orang.
yang memburuk menjadi sorotan belakangan ini. Koalisi Inisiatif Bersihkan Udara Koalisi Semesta (IBUKOTA) memaparkan Jakarta menjadi kota dengan kualitas udara terburuk dalam dua bulan terakhir jika mengacu pada situs IQAir.
adalah salah satu dampak dari tercemarnya udara Ibu Kota. Yudi mengimbau masyarakat mengurangi aktivitas di luar ruangan untuk mencegah paparan polusi Jakarta.
“Sementara ini kalau akan beraktivitas di luar ruang harus menggunakan masker,” ucap dia. Dia juga mengingatkan warga untuk menjaga kesehatan, imunitas, olahraga, dan konsumsi sayur serta buah.
Polusi udara Jakarta membuat wilayah Jakarta selalu berada dalam kategori udara tidak sehat. Kualitas udara Jakarta terbaik terjadi pada tengah malam di wilayah Jakarta Pusat, yaitu tergolong kategori polusi udara moderat.
Bahkan Jakarta sempat tercatat sebagai kota dengan polusi terbesar di dunia.