Tajukpolitik – Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin, menyebut kegagalan PDIP hattrick kemenangan dalam pemilu, baik Pilpres dan Pileg disebabkan oleh ego Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.
Ujang menilai salah satu faktor penting kekalahan PDIP dalam Pilpres 2024 antara lain karena ego ketua umumnya, Megawati Soekarnoputri.
Pasalnya, lanjut Ujang, sebelum kontestasi Pilpres 2024, Megawati menolak Ganjar Pranowo dipasangkan dengan Prabowo Subianto. Tepatnya, saat muncul wacana Ganjar menjadi capres dan Prabowo di posisi cawapres.
“Salah satu kekalahan PDIP di Pilpres 2024, mungkin karena ego Megawati gengsi tidak mau menyandingkan Ganjar dengan Prabowo,” kata Ujang.
Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar Indonesia ini meyakini bahwa PDIP bisa hattrick di Pemilu 2024, baik Pileg maupun Pilpres, apabila Ganjar Pranowo dikehendaki didampingi atau mendampingi Prabowo Subianto.
“Coba kalau Prabowo-Ganjar, udah selesai (menang). Mereka bisa menang dan Jokowi pun di koalisi itu, tidak seperti saat ini yang berbeda dukungan dengan PDIP,” ujar Ujang.
Namun demikian, Ujang memahami secara psikologis Megawati kala itu menolak tawaran Ganjar jika dijadikan cawapres. Pasalnya, PDIP merupakan parpol pemenang Pemilu 2019 dan menjadi parpol pengusung utama Presiden Joko Widodo.
“PDIP gengsi karena partai pemenang masa jadi cawapres? Itu sebenarnya salah satu gengsi Megawati yang akhirnya kalah,” tandas Ujang.