Tajukpolitik – Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Santoso, menyoroti kegiatan pemantauan dalam program penegakan dan pelayanan hukum yang dilakukan oleh Kejaksaan Agung (Kejagung) dalam perhelatan pemilu.
Hal tersebut ia sampaikan dalam Rapat Kerja (Raker) antara DPR RI dengan Jaksa Agung membahas pengamanan dan penegakan hukum jelang Pemilu 2024 di Komplek Senayan, Jakarta, Kamis (16/11).
Santoso juga mengkritisi anggaran penegakan dan pelayanan hukum yang diterima Kejagung untuk Pemilu 2024 masih sangat sedikit yang hanya sekitar 64 miliar rupiah.
“Kegiatan-kegiatan sehubungan dengan pelaksanaan Pemilu dimana ada anggaran 64 miliar rupiah itu untuk posko-posko dan dialokasikan ke tingkat kabupaten/kota memang tidak besar,” kata Santoso.
Apalagi, lanjut santoso, untuk program pemantauan secara nasional hanya sekitar 14 miliar rupiah. Menurut Santoso, angka tersebut sangat kecil.
“Saya menangkapnya kenapa sangat kecil. Padahal terkait dengan kegiatan pemantauan dalam rangka penegakan dan pelayanan hukum karena ini terkait tiga event yaitu Pilpres, Pileg dan Pilkada,” ujar Santoso.
Dengan anggaran yang sedikit, tambah Santoso, ia menganalisa apakah kegiatan yang dilakukan oleh Kejagung tidak meduplikasi kegiatan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI.
Ia pun mempertanyakan apa saja item kegiatan yang dilakukan oleh Kejagung karena berdasarkan laporan yang diterima, ada tindak pidana umum masalah penanganan perkara Pemilu ini ada laporan temuan 11 perkara penyelidikan. 5 perkara kemudian penuntutan.
“Nah, untuk melihat sejauh mana kualitas penyelenggaraan pemilu setiap 5 tahun di Indonesia, saya meminta data tahun 2014 dan tahun 2019. Sehingga kita bisa tahu nanti apakah setiap pemilu sudah ada tren penurunan terhadap pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh peserta pemilu. Dari situ kita akan melihat kesadaran masyarakat dalam berdemokrasi,” jelas Santoso.
“Karena dalam pemilu kita besok ini harus diciptakan inilah pesta demokrasi dimana karena pesta maka rakyat harus senang mengikuti kegiatan ini,” pungkasnya.
