Minggu, 22 Juni, 2025

Nama Budi Arie Terseret dalam Skandal Perlindungan Situs Judol, Dakwaan Ungkap Pembagian Uang hingga 50 Persen

Ketika aktivitas perlindungan situs sempat dihentikan pada April 2024, Zulkarnaen disebut menemui Budi Arie di rumah dinas Menkominfo di kawasan Widya Chandra, Jakarta, untuk meminta izin melanjutkan praktik. Permintaan itu disebut dikabulkan.

Secara keseluruhan, lebih dari 10 ribu situs judi online diketahui terlindungi dari sistem pemblokiran resmi, dengan nilai transaksi yang disebut mencapai puluhan miliar rupiah.

Para terdakwa dijerat pasal-pasal dalam Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) serta Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), antara lain Pasal 27 ayat (2) jo. Pasal 45 ayat (3) UU ITE, dan Pasal 303 KUHP tentang perjudian.

Hingga laporan ini disusun, belum ada tanggapan resmi dari Budi Arie mengenai isi dakwaan yang menyebut dirinya. Namun dalam pernyataan sebelumnya, ia membantah keterlibatan dalam jaringan judi daring.

Budi Arie mengklaim bahwa dirinya justru menjadi korban dari pengkhianatan pegawai internal yang berkhianat terhadap mandat pemberantasan judi online. Ia juga menyebut ada sosok “T” yang merupakan otak di balik jaringan ini.

“Saya justru korban. Pegawai internal yang saya percaya malah menyalahgunakan wewenang,” ujarnya dalam wawancara 10 November 2024.

Sosok “T”, menurut Budi Arie, adalah Zulkarnaen Apriliantony alias Tony Tomang—mantan komisaris BUMN dan aktivis politik yang dikenal dekat dengan eks Menhub Budi Karya Sumadi.

Budi Arie juga mengonfirmasi bahwa ia menerima rekomendasi dari “T” untuk merekrut Adhi Kismanto, dengan pertimbangan kualifikasi teknis yang dimiliki Adhi. Namun ia menegaskan bahwa Adhi bekerja di bawah struktur direktorat, bukan langsung di bawah kendali dirinya sebagai menteri.

Belakangan diketahui bahwa “T” dan Adhi bekerja dari kantor satelit di Bekasi, dan terlibat dalam perlindungan terhadap lebih dari 1.000 situs judol dari sistem pemblokiran Kominfo.

“Mereka bermain di belakang, tanpa sepengetahuan direktur, dirjen, apalagi saya. Tim itu justru membelot dari misi awal pemberantasan,” pungkas Budi Arie.

Klik Disini

- Advertisement -spot_imgspot_img
Berita Terbaru
- Advertisement -spot_img
Berita Lainnya
Rekomendasi Untuk Anda
- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini