Transmigrasi modern fokus pada penciptaan pusat kesejahteraan baru agar masyarakat lokal terserap di lapangan kerja, meningkatkan daya beli, dan keluar dari kemiskinan, khususnya desil 1 sampai 5.
Iftitah juga mengapresiasi keramahan masyarakat Tana Toraja yang membuat tim TEP nyaman selama menjalankan tugas lapangan.
“Ini salah satu kekuatan bangsa Indonesia, hospitality-nya luar biasa,” katanya.
Kementrans berencana kembali menerjunkan TEP ke Tana Toraja pada 2026 untuk menyusun kajian kelayakan program (feasibility study) yang siap ditawarkan kepada investor.
Tujuan utama adalah memastikan laporan TEP tidak sekadar dokumen formal, tetapi dapat diimplementasikan dan menarik minat investor.
Iftitah menekankan, investasi di Tana Toraja harus memberikan keuntungan bagi investor sekaligus memberdayakan masyarakat lokal.
“Masyarakat bukan hanya menjadi tuan rumah pembangunan, tetapi juga menjadi pagar hidup bagi industri yang berkembang,” jelasnya.
Dengan strategi ini, Tana Toraja diharapkan menjadi model transmigrasi modern yang memadukan ekonomi, budaya, dan kesejahteraan masyarakat.



