TAJUKNASIONAL.COM Setiap peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, masyarakat Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, memiliki cara unik untuk merayakannya.
Tradisi tersebut dikenal dengan nama Maudu Lompoa, sebuah pesta rakyat sekaligus ritual keagamaan yang dipusatkan di Sungai Cikoang.
Tradisi turun-temurun ini menjadi bukti berpadu harmonisnya nilai agama Islam dengan budaya lokal.
Warga dari berbagai lapisan masyarakat turut bergabung, baik untuk memeriahkan maupun menyaksikan langsung jalannya prosesi.
Ciri khas Maudu Lompoa terlihat dari kehadiran julung-julung, yaitu kapal kayu berukuran sedang yang dihias kain warna-warni.
Kapal-kapal itu diisi dengan aneka bahan pokok, mulai dari telur rebus berwarna-warni, hasil bumi, hingga perlengkapan sehari-hari seperti pakaian dan perlengkapan mandi.
Isi julung-julung merepresentasikan simbol masuknya Islam ke Cikoang melalui para pedagang.
Selain itu, masyarakat juga menyiapkan baku maudu—bakul besar dari anyaman daun lontar yang berisi nasi setengah matang lengkap dengan lauk ayam kampung.
Semua isi dari julung-julung kemudian dibawa ke lokasi acara, dibagikan kepada warga dan pengunjung yang hadir.
Prosesi utama dari perayaan ini adalah rate, yakni pembacaan syair dan selawat untuk Rasulullah SAW. Selain itu, ada pula atraksi pencak silat tradisional yang disebut Mapanca’, dipertunjukkan oleh pemuda Cikoang sebagai bagian dari rangkaian acara.
Bagi masyarakat Takalar, Maudu Lompoa bukan sekadar perayaan Maulid Nabi. Lebih dari itu, tradisi ini menjadi sarana mempererat silaturahmi, menjaga kebersamaan, sekaligus melestarikan warisan budaya yang telah diwariskan lintas generasi.
Baca dan Ikuti Media Sosial Tajuk Nasional, KLIK DISINI
