Tajukpolitik – Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno, menilai ada sejumlah hal yang ingin disampaikan oleh Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhyono (SBY) dalam buku yang ditulis SBY berjudul ‘Pilpres 2024 dan Cawe-Cawe Presiden Jokowi’.
“SBY ingin ngasih tahu cawe-cawe politik yang positif dan negatif kepada Jokowi. Intinya, bagi SBY cawe-cawe dalam politik tak soal, pasti pendapat publik juga terbelah, yang penting cawe-cawenya elegan dan prosedural, tidak abuse of power dan menghalalkan segala macam cara,” jelas Adi, Senin (26/6).
Adi menilai isi buku SBY itu semacam pesan politik. Buku itu juga dinilai sebagai ajang unjuk diri SBY yang tak pernah cawe-cawe urusan politik.
“Ini semacam tausiah politik SBY soal cawe-cawe politik di mana SBY ingin tunjukkan kepada publik kalau jadi presiden itu seperti dirinya. Tak ikut campur urusan politik dengan cara apapun. SBY mencontohkan cawe-cawe yang baik saat kisruh cicak dan buaya, memediasi antara Polri dan KPK yang bersitegang saat itu,” kata Adi.
Adi melihat kalimat dalam buku yang dibuat SBY itu halus namun syarat dengan kritik tajam. Adi menyebut SBY seolah tak mempersoalkan cawe-cawe, namun dia mengeluarkan asumsi cawe-cawe Jokowi yang dinilai salah.
“Khas SBY kalimatnya bersayap. Rapi, terkesan halus, padahal syarat dengan kritik tajam. Satu sisi SBY tak persoalkan cawe-cawe, tapi pada saat bersamaan SBY mengasumsikan cawe-cawe yang salah ke Jokowi di sejumlah kasus seperti penjegalan Anies dan cawe-cawe pilpres dengan cara tak elegan,” ungkap Adi.
Seperti diketahui, buku SBY itu didominasi warna merah dan hitam. Adapun buku itu berjudul ‘Pilpres 2024 & Cawe-cawe Presiden Jokowi’.
Di cover, terdapat tulisan ‘The President Can Do No Wrong’ yang berada di atas. Sedangkan judul buku ‘Pilpres 2024 & Cawe-cawe Presiden Jokowi’ berada di tengah. Sementara nama SBY sendiri berada di bawah.
