Sementara itu, lansia berisiko tinggi mengalami stroke, penyakit jantung, kerusakan DNA, hingga bronkitis kronis.
Data Kemenkes menunjukkan bahwa konsentrasi PM2.5 di Jakarta kerap melebihi ambang aman WHO (25 µg/m³).
Pada Juni 2025, tercatat konsentrasi tertinggi sebesar 46,6 µg/m³, sedangkan terendah pada Maret 2025 sebesar 22,6 µg/m³.
Uniknya, tren kasus ISPA justru berkebalikan—tertinggi pada Maret (293.852 kasus) dan terendah pada Juni (172.206 kasus).
Baca juga: Utamakan Penggunaan Kendaraan Listrik, Jokowi Yakin Kualitas Udara di IKN Bagus
Aji menambahkan bahwa partikel seperti PM2.5, PM10, serta gas berbahaya seperti ozon (O₃), NO₂, SO₂, dan CO menjadi pemicu utama gangguan kesehatan.
Ia menekankan pentingnya langkah preventif, seperti menggunakan masker, menghindari aktivitas luar ruangan saat polusi tinggi, dan tidak merokok di dalam rumah.



