Tajukpolitik – Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menegaskan komitmen untuk selalu menjaga etika politik. Sebab, semua rakyat Indonesia sepakat untuk berpolitik secara beretika.
Untuk itu, lanjut AHY, dalam politik kita harus menghindari menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan politik.
“Artinya, kita menghindari menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan politik. Cara tidak boleh menikam tujuan. Cara, harus dijiwai oleh tujuan. Begitu pula sebaliknya. Ini adalah pandangan Mahatma Gandhi, yang juga menjadi rujukan utama dari pikiran-pikiran Presiden Soekarno,” jelas AHY saat konferensi pers di Kantor DPP Partai Demokrat, Senin (4/9).
AHY mengatakan etika politik memegang peran penting disebabkan karena sejak awal Demokrat memiliki harapan besar terhadap hadirnya sebuah perubahan dan perbaikan.
“Bukan perubahan biasa, tetapi perubahan yang besar dan fundamental, dilandasi nilai-nilai dan etika,” ujar AHY.
“Ini membutuhkan kerja keras, kerja sama, dan komitmen dari semua yang ingin melakukan perubahan tersebut. Namun kenyataannya, hal itu tidak mudah untuk diwujudkan,” tambah AHY.
AHY pun menegaskan jika komitmen saat ini menjadi barang yang langka. Ia menyampaikan hal itu menanggapi Anies Baswedan yang secara sepihak tanpa sepengetahuan dari Demokrat untuk mengusung Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar, sebagai bakal calon wakil presiden (Bacawapres).
“Kata maaf dijadikan obat yang murah, untuk pengingkaran atas sebuah komitmen. Ini tentu berbahaya. Jika dibiarkan, akan menjadi budaya; menjadi sebuah pembenaran,” ucap AHY.
“Lambat laun, bisa membentuk karakter bangsa yang tidak bertanggung jawab. Tentu sekali lagi, kami tidak akan membiarkan ini terjadi. Untuk itu, kami tidak akan menyerah, untuk terus memperjuangkan nilai dan etika dalam kehidupan politik dan demokrasi kita,” pungkas AHY.