TajukPolitik – Pengasuh pondok pesantren Darul Mustofa Jember, KH. Abdul Lathif Syafii, M.Pd.I, menilai duet Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono (Anies-AHY) pasangan ideal untuk memimpin bangsa Indonesia.
Kiai Lathif mengatakan bahwa aspirasi masyarakat di bawah menginginkan perubahan. Dirinya menilai Anies-AHY adalah orang yang memperjuangkan perubahan dan perbaikan.
“Saya banyak bertemu masyarakat di desa-desa mereka bilang menginginkan perubahan dan perbaikan. Sementara tokoh perubahan itu lekat pada sosok Anies Baswedan dan AHY,” ungkapnya kepada redaksi tajuknasional.com, Rabu (8/3).
Dirinya juga menyinggung nasab dari AHY yang masih keturunan ulama pendiri Ponpes Tremas, “AHY itu kan masih ada Nasab ke Pondok Tremas, saya kira dengan silsilah tersebut dia akan Tawadhu’ dan akomodatif terhadap Kiai, Ustadz, Guru Ngaji dan Santri.”
Kiai Lathif juga menyerukan agar masyarakat menjaga kondusifitas menjelang pemilu 2024.
“Kita semua menyambut pemilu ini dengan suka cita,” ujar Kiai Lathif.
Dirinya mengingatkan agar polarisasi dan keterbelahan yang tajam di Masyarakat akibat perbedaan pilihan politik tidak terulang kembali pada pemilu yang akan datang.
“Masyarakat harus cerdas dan jangan mau diadu domba,” tukasnya.
Seperti diketahui Eyang AHY, Habibah ibunda dari SBY merupakan keturunan langsung pendiri Ponpes Tremas.
Pimpinan pondok pesantren Tremas, KH. Fuad Habib Dimyathi atau yang dikenal sebagai Gus Fuad mengungkapkan bahwa kakek dan nenek AHY merupakan kerabat pesantren Tremas.
Bahkan, menurut Gus Fuad, Kakek AHY atau Ayahanda Presiden ke-6 RI SBY yang bernama Sukoco, saat pernah ikut mengabdi sebagai pengajar Ilmu Sejarah dan Berhitung di Pesantren Tremas pada masa era kemerdekaan.
Ini diungkapkan Gus Fuad saat menerima AHY dan Ketua Fraksi Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) yang datang ke pesantren untuk membuka pawai obor keliling menjelang Lebaran Idul Adha (9/7). Ini tradisi pesantren yang sudah berjalan tanpa putus sejak setengah abad yang lalu.
Gus Fuad juga menyitir penuturan ayahandanya, yaitu Kiai Habib bin Kiai Dimyathi At-Turmusi bin Kiai Abdul Manan bin Raden Ngabei Dipomenggolo mengungkapkan, lebih lanjut bahwa Kakek AHY saat mengabdi di Pesantren Tremas waktu itu bernama Imam Azro’i. Lalu saat yang bersangkutan masuk dunia kemiliteran, namanya diubah menjadi Sukoco.
Kemudian, lanjut Gus Fuad, saat SBY lahir di tahun 1949, Kiai Habib atau ayahanda Gus Fuad, juga ikut ‘njagong’ (menjenguk sambil bertandang lama -Jawa) di rumah SBY kecil. Rumah tempat SBY lahir itu kemudian diwakafkan menjadi musholla yang hingga kini masih digunakan masyarakat di Desa Tremas.